Medan. Sepanjang Januari-Mei 2012, nilai
ekspor tembakau Sumatera Utara (Sumut) ke Iran mencapai US$ 2,659 juta.
Nilai ini melonjak sekitar 1.114,16% dibandingkan tahun 2011 yang hanya
US$ 219.000 dengan volume 58 ton. Sementara tahun ini volumenya sebanyak
662 ton.
Meski dibandingkan
dengan negara tujuan lainnnya seperti Kamboja dan Thailand, namun Iran
merupakan pasar yang prospektif untuk mengekspor tembakau Sumut. Apalagi
saat ini, negara-negara di Timur Tengah memang menjadi pasar baru untuk
sejumlah komoditas asal Sumut termasuk tembakau.
Karena itu,
melonjaknya ekspor tembakau ke Iran merupakan pertanda baik kalau
komoditas Sumut memang dibutuhkan. Iran kembali mengimpor tembakau Sumut
setelah pada periode April 2012 menghentikan permintaan karena
kemungkinan masih memiliki stok untuk keperluan industri atau pun
pabrik.
Kepala Badan Pusat (BPS) Sumut, Suharno, kepada wartawan
di Medan, Jumat (13/7), mengatakan dari total nilai ekspor tembakau US$
105,746 juta dan volume 16.235 ton, nilai ekspor ke Iran hanya berada di
urutan ketiga di bawah Kamboja yang mencapai US$ 84,945 juta dengan
volume 12.501 ton.
Lalu diikuti Thailand senilai US$ 12,628 juta
dan volume 1.775 ton. Permintaan dari kedua negara ini memang terus
meningkat. "Terlihat dari nilai ekspor naik ke Kamboja sebesar 11,45%
dari tahun lalu yang senilai US$ 91,252 juta. Sedangkan ke Thailand naik
24,59% dari US$ 76,217 juta," jelasnya.
Selain ketiga negara
itu, masih ada ekspor ke Mesir dengan nilai sebesar US$ 1,812 juta
dengan volume 447 ton, disusul Suriah senilai US$ 1,415 juta dan volume
335 ton dan negara lainnya senilai US$ 2,287 juta dengan volume ekspor
sebanyak 515 ton.
Menurut Suharno, ekspor tembakau ini merupakan
produksi setiap tahun milik PTPN 2 yang tidak ikut dilelang di Bremen,
Jerman, karena saat ini pelelangannya langsung dilakukan di Sumut.
"Tembakau yang diekspor setiap bulannya ini merupakan penjualan langsung
di luar tembakau yang dilelang setiap tahun," tegas Suharno. (elvidaris
simamora)/MB