Medan, .– Tembakau gayo dari Provinsi Aceh tidak hanya
dikenal di daerah itu, tetapi juga sangat diminati di Medan dan beberapa
kabupaten dan kota di Sumatera Utara.
Salah seorang pedagang tembakau gayo, bermarga Ginting (45) di Pasar
Simpang Melati Medan Tuntungan, Senin, mengatakan, tembakau tersebut
laku keras di pasaran, dan berapa yang ada habis terjual seluruhnya.
Sehingga barang tembakau yang ludes itu, terpaksa harus dipesan lagi
dari Blangkejeren dan Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh untuk memenuhi
permintaan konsumen maupun warga yang ada di Medan.
“Dalam tiga hari ini ada 56 kilogram stok tembakau yang disimpan di
rumahnya.Itu pun seluruhnya sudah habis diborong oleh warga Medan, dan
terpaksa harus dipesan lagi ke Aceh,” katanya.
Dia mengatakan, banyaknya warga Medan memesan tembakau gayo itu,
karena memiliki kualitas yang cukup bagus, harum dan enak rasanya bila
diolah jadi rokok.
Selain itu, tembakau gayo ini bisa dijadikan untuk menguatkan gigi bagi ibu-ibu yang sudah lanjut usia.
“Jadi, wajar masyarakat Medan sangat menyukai tembakau gayo tersebut,
karena berbeda dengan tembakau dari Tanah Karo.Dan warna tembakau gayo
ini kelihatan agak kuning bercampur dengan coklat dan bentuknya juga
halus,” kata Ginting.
Selanjutnya dia menambahkan, harga tembakau gayo di pasaran Medan
relatif tinggi hingga mencapai Rp 70.000 per kilogram dan jauh berbeda
dengan tembakau Tanah Karo yang mencapai Rp 40.000 per kilogram.
Sedangkan, tembakau Tanah Karo itu bentuknya kelihatan hitam
bercampur coklat dan agak kasar.Dan tembakau Tanah Karo itu kurang
diminati konsumen maupun warga Medan.
“Tembakau gayo yang berasal dari Kabupaten Gayo Lues itu, saat ini
banyak dicari konsumen di Medan, bahkan warga dari Jakarta, Bandung dan
daerah lainnya juga banyak yang memesan,” kata Ginting.(Ant)