"Saat ini pembelian
minyak sawit ramah lingkungan di dunia baru sekitar 50% dari produksi
yang ada, dengan Uni Eropa sebagai pembeli terbesar," kata Head of
Sustainability Grup Musim Mas Gan Liang Tiong di Jakarta, Selasa (17/7).
UE merupakan salah satu negara yang mendorong para produsen di
Indonesia dan Malaysia maupun negara lain memproduksi minyak sawit ramah
lingkungan melalui Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) yang
beranggotakan antara lain para pembeli, produsen, dan kalangan lembaga
swadaya masyarakat.
Gan menjelaskan saat ini total produksi minyak sawit dunia yang telah memiliki sertifikat ramah lingkungan dari RSPO telah mencapai enam juta ton. Sebanyak tiga juta ton di antaranya dihasilkan dari para produsen minyak sawit di Indonesia.
Ia mengharapkan komitmen negara-negara Uni Eropa maupun negara lainnya untuk mendorong pemakaian CSPO teralisasi dalam bentuk peningkatan pembelian produk tersebut.
Namun diakuinya, di tengah krisis keuangan yang melanda sejumlah negara di Uni Eropa, kemungkinan kawasan itu meningkatkan penyerapan CSPO semakin kecil.
Namun sebagai salah satu produsen CSPO yang besar di Indonesia dengan produksi sebesar 477 ribu ton, Grup Musim Mas, kata dia, berharap perusahaan-perusahaan Eropa yang memiliki banyak basis di luar negeri terus meningkatkan pembelian minyak sawit ramah lingkungan.
"Kami menyambut positif langkah Carrefour Indonesia yang memulai pembelian CSPO untuk minyak goreng Ecoplanet mereka," kata Gan.
Hal itu, kata dia, akan mendorong perkembangan permintaan minyak sawit ramah lingkungan di dunia. Menurut dia, Carrefour sebagai salah satu peritel besar asal Prancis berkomitmen untuk membeli CSPO dan memasarkannya ke sejumlah negara seperti India, China, dan Taiwan, serta Malaysia. "Sebagai langkah awal kami memasok 30 ton minyak sawit ramah lingkungan ke Carrefour Indonesia," ujar Gan.
Minyak goreng berbasis kelapa sawit dari perkebunan dan pabrik yang sudah mendapat sertifikat dari RSPO tersebut diluncurkan kemarin di Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta.
Direktur Produksi Grup Musim Mas Alan Southworth menambahkan selain mengekspor CSPO ke berbagai negara, terutama di kawasan Eropa, pihaknya juga mengekspor produk turunan minyak sawit mentah ramah lingkungan seperti fatty alcohol, oleokimia, dan biodiesel, disamping produk hilir lainnya seperti sabun, margarin dan lilin.
Ia mengatakan pihaknya telah mendapat sertifikasi RSPO untuk perkebunan dan pabrik pengolahan pada 2009. Bahkan telah skema plasma yang dikembangkan Grup Musim Mas juga telah mendapat sertifikasi RSPO pada 2011. "Saat ini kami sedang menunggu sertifikat dari ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) setelah diaudit pada 18-25 Mei 2012," katanya.
Alan mengatakan dengan sertifikasi perkebunan dan pabrik pengolahan dari RSPO dan ISPO kelak, Musim Mas akan menjadi salah satu produsen minyak sawit ramah lingkungan yang besar di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 600 ribu ton/tahun.
Saat ini Indonesia merupakan produsen minyak sawit mentah (CPO) terbesar dengan produksi mencapai sekitar 22 juta ton/tahun, dengan konsumsi dalam negeri hanya sekitar lima juta ton/tahun.(ant)
Gan menjelaskan saat ini total produksi minyak sawit dunia yang telah memiliki sertifikat ramah lingkungan dari RSPO telah mencapai enam juta ton. Sebanyak tiga juta ton di antaranya dihasilkan dari para produsen minyak sawit di Indonesia.
Ia mengharapkan komitmen negara-negara Uni Eropa maupun negara lainnya untuk mendorong pemakaian CSPO teralisasi dalam bentuk peningkatan pembelian produk tersebut.
Namun diakuinya, di tengah krisis keuangan yang melanda sejumlah negara di Uni Eropa, kemungkinan kawasan itu meningkatkan penyerapan CSPO semakin kecil.
Namun sebagai salah satu produsen CSPO yang besar di Indonesia dengan produksi sebesar 477 ribu ton, Grup Musim Mas, kata dia, berharap perusahaan-perusahaan Eropa yang memiliki banyak basis di luar negeri terus meningkatkan pembelian minyak sawit ramah lingkungan.
"Kami menyambut positif langkah Carrefour Indonesia yang memulai pembelian CSPO untuk minyak goreng Ecoplanet mereka," kata Gan.
Hal itu, kata dia, akan mendorong perkembangan permintaan minyak sawit ramah lingkungan di dunia. Menurut dia, Carrefour sebagai salah satu peritel besar asal Prancis berkomitmen untuk membeli CSPO dan memasarkannya ke sejumlah negara seperti India, China, dan Taiwan, serta Malaysia. "Sebagai langkah awal kami memasok 30 ton minyak sawit ramah lingkungan ke Carrefour Indonesia," ujar Gan.
Minyak goreng berbasis kelapa sawit dari perkebunan dan pabrik yang sudah mendapat sertifikat dari RSPO tersebut diluncurkan kemarin di Carrefour, Lebak Bulus, Jakarta.
Direktur Produksi Grup Musim Mas Alan Southworth menambahkan selain mengekspor CSPO ke berbagai negara, terutama di kawasan Eropa, pihaknya juga mengekspor produk turunan minyak sawit mentah ramah lingkungan seperti fatty alcohol, oleokimia, dan biodiesel, disamping produk hilir lainnya seperti sabun, margarin dan lilin.
Ia mengatakan pihaknya telah mendapat sertifikasi RSPO untuk perkebunan dan pabrik pengolahan pada 2009. Bahkan telah skema plasma yang dikembangkan Grup Musim Mas juga telah mendapat sertifikasi RSPO pada 2011. "Saat ini kami sedang menunggu sertifikat dari ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) setelah diaudit pada 18-25 Mei 2012," katanya.
Alan mengatakan dengan sertifikasi perkebunan dan pabrik pengolahan dari RSPO dan ISPO kelak, Musim Mas akan menjadi salah satu produsen minyak sawit ramah lingkungan yang besar di Indonesia dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 600 ribu ton/tahun.
Saat ini Indonesia merupakan produsen minyak sawit mentah (CPO) terbesar dengan produksi mencapai sekitar 22 juta ton/tahun, dengan konsumsi dalam negeri hanya sekitar lima juta ton/tahun.(ant)