MEDAN : Petani sawit di Sumatera Utara mengeluhkan
harga tandan buah segar atau TBS yang terus turun atau tinggal
Rp800-Rp1.000 dari Rp1.200-Rp1.500 per kilogram sebelumnya mengikuti
melemahnya harga ekspor.
"Harga TBS tidak menguntungkan lagi
karena Rp800 per kg itu merupakan harga pokok TBS," kata Sekretaris
Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Asmar
Arsjad, di Medan, Jumat 6 Juli 2012.
Di pabrikan, harga TBS juga
turun di kisaran Rp1.540-Rp1.580 per kg. Besarnya selisih harga TBS di
petani dan pabrikan akibat biaya transportasi dan banyaknya retribusi
yang harus dibayar atau ditanggung petani.
Apkasindo berharap, pemerintah membantu petani di saat harga sedang anjlok seperti ini, katanya.
Bendahara
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Laksamana
Adiyaksa, mengakui, harga crude palm oil (CPO) terus berfluktuasi dengan
tren melemah akibat berbagai faktor mulai dari melemahnya permintaan
hingga harga minyak mentah yang menurun.
Harga CPO di Rotterdam
pada awal pekan ini untuk pengapalan Juli ditutup 1.040 dolar AS per
ton, sedangkan harga lokal Rp8.567 per kg.
Fluktuasi harga CPO
tentunya berdampak juga pada harga TBS, katanya. "Makanya pengusaha
terus berharap agar BK (bea keluar) ekspor CPO ditiadakan, agar jangan
semakin membebani petani,"katanya.
Akibat harga ekspor turun,
nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati hingga Mei 2012 turun 0,56
persen dibanding periode sama tahun lalu 1,651 miliar dolar AS.(antara)/Eksp