MEDAN : Manajemen PT Perkebunan Nusantara 4 
menegaskan sudah mulai menanam kembali pohon teh setelah memutuskan 
membatalkan rencana konversi sekitar 1.600 hektare tanaman itu ke sawit.
"Tidak
 bisa sekaligus ditanam kembali karena bibit tanaman teh itu juga tidak 
bisa diperoleh sekaligus," kata Direktur Utama PTPN 4, Erwin Nasution, 
di Medan, Rabu 11 Juli 2012.
Dia mengatakan, satu hektare memerlukan sekitar 14.000 pohon.
Manajemen
 memastkan areal di Kebun Sidamanik yang awalnya direncanakan dikonversi
 akan ditanami teh secara bertahap dengan bibit yang lebih unggul dari 
tanaman sebelumnya.
Penanaman kembali dan konsentrasi ke tanaman 
teh itu dilakukan bukan hanya mengikuti keinginan masyarakat dan 
pemerintah tetapi juga karena pertimbangan manajemen bahwa pendapatan 
dari teh itu akan membaik kembali sejalan dengan permintaan dan harga di
 pasar yang semakin membaik.
Harga ekspor teh misalnya dewasa ini
 naik menjadi 1,72 dolar AS per kg dari 1,66 dolar AS per kg sebelumnya 
dan permintaan juga tren naik.
Dengan kenaikan khususnya di harga
 jual, maka diharapkan, pendapatan perusahaan dari teh itu juga sesuai 
dengan rencana kerja 2012.
"Untuk menyukseskan penanaman teh itu,
 manajemen perlu dukungan dari semua kalangan termasuk dari SPBUN 
(Serikat Pekerja Perkebunan ) PTPN 4 yang baru diganti 
kepengurusannya,"katanya.
Untuk periode 2012-2014, terpilih 
sebagai Ketua Umum SPBUN PTPN 4, Wispramono Budiman menggantikan 
Syahruddin Ali yang memasuki pensiun.
Pengamat ekonomi Sumut, 
Jhon Tafbu Ritonga, menyebutkan, areal tanaman tersohor di Sumut yakni 
teh dan tembakau semakin berkurang luasannya karena harga jual komoditas
 itu kurang menjanjikan dibandingkan sawit dan termasuk karet yang lagi 
tren mahal dalam beberapa tahun terakhir ini.
Namun meski kurang 
menjanjikan, kedua tanaman itu harus dipertahankan, karena selain 
merupakan salah satu tanaman khas Sumut yang dikenal sejak penjajahan 
Belanda juga untuk berjaga-jaga dari keanjlokan devisa kalau tiba-tiba 
tanaman sawit dan karet juga melemah.
"Sebagai perusahaan BUMN, PTPN 2 dan PTPN 4 yang memiliki tembakau dan teh harus mempertahankan tanaman itu," katanya.(antara)/Eksp

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
