Pekerja mengangkat tembakau rajangan di sebuah gudang tembakau |
" Kalau semua tanaman perkebunan dan rakyat diganti ke sawit, ketika
harga jual sawit itu anjlok, akan sangat berpengaruh besar pada nilai
devisa dan pendapatan masyarakat di Sumut",
ANTARA – Nilai ekspor tembakau Sumatera Utara hingga Mei 2012 naik 15,88 persen atau menjadi 105,746 juta dolar AS menyusul naiknya volume dan harga ekspor komoditas itu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno, di Medan, Sabtu, mengatakan, pada Mei tahun lalu, nilai ekspor tembakau masih 91,252 juta dolar AS dan Mei tahun ini menjadi 105,746 juta dolar AS.
Kenaikan nilai ekspor tembakau itu, menurut dia, sudah terlihat sejak awal tahun yang dipicu naiknya volume dan harga jual.
“Ternyata kekhawatiran akan berkurangnya volume dan harga ekspor akibat lelang tembakau tidak dilakukan di Bremen, Jerman, tidak terbukti dan itu menggembirakan,” katanya.
Pada bulan Mei, lanjut dia, nilai ekspor tembakau itu sebesar 23,400 juta dolar AS dari April yang masih 22,510 juta dolar AS.
Tembakau merupakan satu dari 10 golongan barang utama ekspor Sumut sehingga kenaikan atau penurunan nilai ekspor sangat memengaruhi total devisa daerah itu.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut, Irfan Mutyara, mengatakan bahwa Sumut harus mempertahankan ekspor tembakau yang sudah sejak lama dikenal di pasar internasional.
Pemerintah, kata dia, harus memberi dukungan penuh kepada Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) II yang menjadi pemilik satu-satunya tanaman itu di Sumut untuk mempertahankan komoditas tersebut.
“Jangan sampai PTPN II menebang dan mengganti tanaman itu ke sawit yang memang lagi primadona di tengah perusahaan maupun masyarakat,” katanya.
Kalau semua tanaman perkebunan dan rakyat diganti ke sawit, ketika harga jual sawit itu anjlok, akan sangat berpengaruh besar pada nilai devisa dan pendapatan masyarakat di Sumut, katanya.