Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Tuesday, June 26, 2012

PTPN3 - PT SHS Kembangkan 15.000 Ha Jagung

Foto: TEKEN MoU (searah jarum jam) Dirut PT SHS Eddy Budiono, Dirut PTPN3 Megananda, dan Ketua Inkoptan Pusat Winarno disaksikan Meneg BUMN Dahlan Iskan melakukan penandatanganan MoU Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) akhir pekan lalu di halaman PTPN3, Jalan Sei Batanghari, Medan. (medanbisnis/ist)
Medan. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 3 bekerja sama dengan PT Sang Hyang Seri (SHS), Induk Koperasi Tani dan Nelayan Andalan (Inkoptan) untuk mengembangkan tanaman jagung di atas lahan seluas 15.000 hektare di Sumatera Utara. Proyek pertanian tersebut akan dimulai bulan depan (Juli-red).
Penandatanganan memorandum of understanding (MoU) Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Koorporasi (GP3K) yang disaksikan Menteri BUMN itu dilakukan Direktur Utama PTPN3 Megananda Daryono, Dirut PT SHS Eddy Budiono, dan Ketua Inkoptan Pusat Winarno akhir pekan lalu di halaman PTPN3, Jalan Sei Batanghari, Medan.

Hadir dalam acara itu Dirut PTPN2 Batara Moeda Nasution, Dirut PT Berdikari (BUMN bidang peternakan sapi) Librato El Arief, Direktur Pemasaran PT SHS Kaharuddin, Direktur Produksi PT SHS J Mariadi, Direktur Litbang PT SHS Nizwar Syafaat, General Manager  PT SHS Kantor Regional (KR) IV M Yedi Firmanto, Manager Produksi PT SHS KR IV Sofyan Nasution serta Ketua KTNA dari berbagai kabupaten/kota di Sumut.

Dirut PT SHS Eddy Budiono didampingi GM PT SHS KR IV M Yedi Firmanto mengatakan, MoU ini dilakukan dengan memanfaatkan dana dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PTPN3 sebesar Rp 10 miliar. Sementara, PT SHS selain sebagai avalis (penjamin) atas dana tersebut juga sebagai penyedia benih jagung hibrida yang akan dikembangkan oleh kelompok tani dan nelayan andalan (KTNA) melalui induk koperasi. Tetapi, dana yang dibutuhkan petani di luar dari anggaran pengadaan benih akan ditransfer langsung ke kelompok tani.

"Kita berharap, jagung yang dikembangkan ini nantinya bisa memenuhi kebutuhan pakan ternak yang jumlahnya sangat banyak. Dan, kita berharap produksi jagung yang akan dihasilkan dari pertanaman ini juga bisa menekan impor jagung," kata Eddy.

Mengenai daerah pengembangan jagung, GM PT SHS KR IV M Yedi Firmanto didampingi Manager Produksi PT SHS KR IV Sofyan Nasution mengatakan, untuk tahap awal akan dikembangkan di lahan petani di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) seluas 1.180 hektare, Langkat 1.000 hektare, Deliserdang 1.520 hektare, Batubara 400 hektare, Labuhanbatu 750 hektare, Simalungun 1.000 hektare dan Padang Lawas Utara (Paluta) seluas 1.750 hektare.

"Jadi, total sementara 7.600 hektare, sedangkan sisanya atau sekitar 7.400 hektare lagi akan disurvei. Dan, pengembangan tahap awal seluas 7.600 hektare ini diharapkan sudah dapat dimulai penanamannya pada Bulan Juli mendatang," kata Yedi.

Skala Korporasi
Sebelumnya, Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan menegaskan, jangan ada lagi perkebunan negara yang mengembangkan tanaman semangka atau melon yang luasnya 10 hektare. "Biarkan  itu menjadi urusan rakyat petani. Tanaman itu bukan kelasnya perkebunan PTPN," kata Dahlan Iskan dalam sambutannya pada acara penandatangan MoU tersebut.

Begitu juga tanaman jarak, kata Dahlan, karena jarak umumnya hanya menghasilkan minyak dan sifatnya tidak permanen. Misalnya, di saat harga minyak dunia tinggi, perusahaan perminyakan mulai mencari alternatif. Sebaliknya, jika harga minyak turun, minyak dari biji jarak tidak diperhitungkan akhirnya, rugi.

"Persoalan seperti itu banyak saya dengar. Karena itu, perkebunan negara yang memiliki lahan sangat luas mulai memikirkan komoditas yang benar-benar memiliki banyak manfaat untuk dikembangkan," saran Dahlan.

Misalnya, kata Dahlan, komoditas sorgum. Saat ini kebutuhan sorgum dunia cukup tinggi dan manfaatnya banyak. "Itu bisa dipikirkan perkebunan negara untuk dikembangkan dalam skala korporasi dan kontinuitas," kata dia.

Dahlan mengatakan, tahun ini, merupakan tahun pengembangan beras dan peternakan  dan tahun 2013 menjadi tahun pengembangan jagung dan kedelai. Begitupun, apa yang dilakukan PTPN3 bersama PT Sang Hyang Seri dalam MoU yang telah diteken untuk pengembangan jagung seluas 15.000 hektare di Sumut sangat baik. "Karena jagung juga untuk kebutuhan pakan ternak," kata Dahlan. (junita sianturi)/MB

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum