JAKARTA- Para pengusaha sawit yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) kini tengah mengincar pasar Eropa Timur untuk memperluas pasar ekspor sawit Indonesia.
"Mengenai pasar alternatif salah satunya kita melihat peluang ekspor CPO (crude palm oil) ke Eropa Timur. Itu dilakukan untuk
melengkapi pasar tradisional yang ada," jelas Ketua Bidang Organisasi Gapki Bambang Arwisnena di Jakarta, Selasa.
Bambang menilai bahwa pasar Eropa Timur cukup potensial karena memiliki fasilitas yang sama dengan yang dimiliki negara-negara tujuan ekspor tradisional.
"Sekarang tinggal menunggu peran pemerintah untuk mengarahkan pasar ekspor CPO Indonesia ke kawasan Eropa Timur," ujarnya.
Bambang juga mengatakan bahwa ekspor CPO Indonesia tak terlalu terpengaruh oleh kondisi perekonomian global yang saat ini sedang krisis dan kemungkinan akan berlanjut hingga tahun depan.
"Kebutuhan CPO tidak terlalu terpengaruh oleh krisis global karena ini merupakan kebutuhan dasar," katanya.
Ia menjelaskan bahwa harga CPO dan komoditas lainnya amat dipengaruhi oleh harga minyak dunia. Bila harga minyak mentah menguat, komoditas lainnya juga akan terdorong untuk naik.
"Demikian pula harga CPO terhadap minyak mentah akan sejalan karena minyak sawit bisa digunakan sebagai pengganti. Saya rasa musim dingin nanti harga minyak mentah akan naik yang turut menaikkan CPO," tuturnya.
Sementara itu, meski harga CPO sempat turun hingga menyentuh level RM2.800 beberapa bulan lalu, namun Gapki optimistis ke depan harga CPO akan kembali menguat. Mulai saat ini hingga Maret 2012, diperkirakan harga CPO akan berada di kisaran RM3.000 hingga RM3.400 per ton. Saat ini harga CPO sudah menembus angka RM3.200 per ton.
(jh/JH/bd-ant)
No comments:
Post a Comment