BOGOR : Kepala Pusat Studi Biofarmaka Institut Pertanian 
Bogor Latifah K Darusman menyatakan perlunya untuk memperkenalkan 
tanaman herbal atau tanaman obat sejak dini kepada anak-anak.
"Karena
 saat ini kepercayaan masyarakat mulai berkurang akibat banyaknya produk
 jamu yang menggunakan bahan sintetis," katanya di Bogor, Jawa Barat, 
Selasa 2 Oktober 2012.
Terkait dengan hal itu, Pusat Studi 
Biofarmaka (PSB) IPB dalam rangka Dies Natalis ke-49 tahun 2012 telah 
menggelar lomba menggambar untuk siswa dan siswi sekolah dasar dengan 
mengangkat tema "Gemar Minum Jamu".
Ia menjelaskan, diperlukan 
upaya terus menerus untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat akan 
khasiat jamu melalui tanaman herbal yang dimiliki Indonesia.
"Dan
 salah satu upaya itu kita mulai dari anak anak, karena banyak yang 
tidak mengenal obat-obat yang bersumber dari bahan alami," katanya.
"Bahkan,
 belum tentu mereka mengenal bahwa bumbu dapur yang biasa digunakan 
orang tuanya memasak, bisa juga digunakan untuk obat," katanya.
Dikemukakannya bahwa tidak kurang dari 15.000 tanaman herbal yang dapat tumbuh di Indonesia.
"Saat
 ini Pusat Studi Biofarmaka IPB tengah mengembangkan database jamu dan 
tanaman herbal berbasis teknologi informasi untuk penguatan peran jamu 
di Indonesia," katanya.
Pada acara lokakarya "Jamu-Informatics" 
yang mengusung tema "Menggali Pengetahuan dari Database Jamu Menggunakan
 Teknik Bioinformatika" di IPB International Convention Center Senin 
(1/10), kata dia, juga dihadirkan narasumber dari NAIST Jepang Shigehiko
 Kanaya dan berbagai kalangan dari akademisi, instansi dan para 
wiraswasta.
Latifah K Darusman menjelaskan bahwa "Jamu 
Informatics" atau database jamu ini dikembangkan pihaknya bekerja sama 
dengan NAIST Jepang.
Sedangkan mengenai rincian database-nya berjumlah sekitar 5.310 jamu, 797 produsen dan 654 tanaman atau 1.133 herbal.
Ia menyebutkan bahwa data jamu yang disediakan merupakan data yang sudah terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Selain
 database berbagai jamu yang ada di Indonesia melalui "Jamu Informatics"
 juga akan ditampilkan referensi hasil-hasil penelitian terhadap jamu 
yang terdapat dalam database.
Dalam lokakarya itu, salah satu 
peserta Wawan dari Kampung Jamu Organik, Cikarang, Kabupaten Bekasi 
menyampaikan pembuatan database jamu itu akan sangat berguna jika 
diaplikasikan di perusahaannya.
Menurut dia, saat ini ada sekitar 300 jenis tanaman herbal yang dikembangkan di perusahaannya yang juga tercatat di BPOM.
Wawan
 mengatakan, meski perusahaannya bergerak dalam hal budi daya,tapi "Jamu
 Informatics" dianggapnya penting untuk diimplementasikan.
Sementara
 itu, Wakil Rektor Bidang Bisnis dan Komunikasi IPB Dr Arif Imam Soeroso
 mengimbau masyarakat untuk senantiasa membiasakan minum jamu.
Ia
 berharap produk jamu dapat berhasil mengangkat Indonesia di mata 
Internasional, karena saat ini ada sekitar 300 tanaman sedang dilakukan 
upaya pengembangan untuk menjadi obat dan sekitar 10 produk yang sudah 
ada di pasar.(antara)/Eksp

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
