Dosen Institut Pertanian Bogor Dede Hermawan mengembangkan tanaman Kenaf
 (Hibiscus cannabinus L) melalui diversifikasi produk untuk bahan baku 
pulp atau bubur kertas.
"Batang kenaf secara teknis merupakan 
penghasil pulp mutu tinggi dibanding dengan bagas (ampas tebu) tetapi 
sedikit di bawah mutu pulp kayu pinus," katanya di Bogor, Minggu 17 Juni
 2012.
Dede mengatakan, tanaman Kenaf mempunyai peranan yang cukup penting bagi perekonomian Indonesia.
Kenaf merupakan salah satu jenis tanaman penghasil serat selain rosela (Hibiscus sabdariffa) dan yute (Corchorus capsularis).
"Serat
 yang dihasilkan Kenaf biasa digunakan untuk bahan baku pembuatan karung
 goni sebagai pengemas hasil pertanian, seperti : gula,gabah, 
beras,kopi, kakao, kopra, lada, dan cengkeh. Selain itu, serat kenaf 
juga digunakan sebagai bahan baku? untuk pembuatan doortrim mobil," 
katanya.
Menurut Dosen di Departemen Teknologi Hasil Hutan IPB, 
upaya strategis untuk mempertahankan eksistensi tanaman kenaf di 
Indonesia adalah dengan diversifikasi produk.Peluang diversifikasi yang 
relevan dengan keadaan sekarang adalah untuk bahan baku pembuatan pulp.
Selain
 sebagai bahan baku pulp untuk papan serat dan kertas, bagian dalam 
batang (core) kenaf juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku papan 
partikel.
Lebih lanjut ia menjelaskan, sebagian besar bahan baku 
pulp diperoleh dari hutan alam yang sudah semakin habis dan hutan 
tanaman industri (HTI) yang baru siap ditebang pada umur 6 - 7 tahun. 
"Selama HTI tersebut belum menghasilkan, maka tanaman semusim seperti 
kenaf sangat berpeluang untuk dipergunakan sebagai bahan baku pulp," 
ujarnya.
Dijelaskannya, batang kenaf mempunyai kadar holoselulosa
 dan alfaselulosa yang sangat sesuai untuk pulp, di mana kadar lignin 
dan pentosan yang jauh lebih rendah dari bahan ligno-selulosa lainnya, 
sehingga kebutuhan bahan kimia untuk larutan pemasakan juga lebih 
rendah.
Keunggulan dari pemanfaatan batang kenaf, lanjut Dede, 
yakni umurnya yang pendek, yaitu antara 4 hingga 4,5 bulan, dapat 
ditanam sepanjang tahun. Selain itu, Kenaf dapat diusahakan pada lahan 
banjir, irigasi dan tadah hujan, dapat diusahakan secara tumpang sari 
dengan tanaman jagung, cabe dan sisa-sisa daun dapat digunakan sebagai 
pakan ternak.
Namun, ungkapnya, bila penyimpanan kurang baik, 
batang mudah lapuk dan terserang cendawan dan untuk penanaman kenaf 
diperlukan perkebunan benih khusus.
"Benih yang dibutuhkan untuk penanaman serat sebanyak 15 kg per hektar," tambahnya.
Diungkapkannya,
 dari penelitian yang dilakukannya, batang kenaf?terdiri dari sekitar 40
 persen lapisan tipis bagian luar dan sekitar 60 persen bagian inti yang
 sangat ringan.
Bagian inti (core) kenaf?memiliki kerapatan sekitar 100 hingga 200 kg/m3 dengan serat yang lebih pendek dari pada bagian luar.
"Kenaf
 bagian core ini masih belum termanfaatkan. Pada industri serat kenaf, 
core kenaf merupakan hasil ikutan (by-product) yang dihasilkan dari 
industri tersebut, dan biasanya hanya dijadikan kayu bakar oleh petani,"
 jelasnya.
Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan nilai tambah
 dari tanaman kenaf, lanjut Dede, dilakukan beberapa penelitian 
pembuatan papan partikel dengan menggunakan core kenaf.
Dede 
telah melakukan beberapa penelitian di laboratorium Bio-komposit, 
Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB diantaranya pembuatan 
papan partikel dari berbagai ukuran core kenaf dengan variasi target 
kerapatan papan. Pembuatan papan partikel pada berbagai kadar parafin, 
pembuatan balok laminasi dari partikel core kenaf, pembuatan papan 
partikel core kenaf tanpa perekat, dan pembuatan papan semen-gypsum dari
 core kenaf dengan teknologi pengerasan autoclave.? Khusus mengenai 
papan semen, lanjut Dede, teknologi yang dikembangkan adalah dengan 
memanfaatkan CO2 dalam proses pengerasan semen.?Teknologi konvensional 
memerlukan waktu sekitar 2 hingga 3 minggu untuk mengeraskan semen, akan
 tetapi dengan menggunakan pengerasan CO2 hanya memerlukan waktu sekitar
 60 menit dengan kekuatan meningkat hampir tiga kali lipat.? "Keuntungan
 lain dari teknologi ini adalah dimungkinkan memanfaatkan CO2 dari 
cerobong asap industri, sehingga udara menjadi bersih," ujarnya.
Dede
 menambahkan, hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan bahwa core 
kenaf dapat digunakan sebagai bahan baku papan partikel dengan kualitas 
yang baik. Selain itu, para ahli otomotif Jepang telah melirik serat 
kenaf sebagai bahan baku pembuatan doortrim mobil.
"Di Jepang dan
 Amerika, serat kenaf banyak digunakan untuk lapisan dalam mobil dan 
kursi mobil-mobil mewah. Dan salah satu papan partikel ini sudah 
diuji-coba oleh PT. Toyota Boshoku Indonesia sebagai bahan baku 
pembuatan doortrim mobil," katanya.(antara)/Eksp

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
