JAKARTA. Jelang Pemilihan Umum Presiden,
para pelaku industri kelapa sawit mengharapkan sosok pemimpin yang
peduli atas keberlangsungan kelapa sawit di Indonesia.
"Kami harap, calon presiden memiliki strategi dan terbuka untuk
mengembangkan industri sawit kita," ungkap Wakil Ketua III Dewan Minyak
Sawit Indonesia (DMSI) Delima Hasri Darmawan dalam konferensi pers
menjelang Konferensi dan Eksibisi Internasional Kelapa Sawit (The International Conference and Exhibition of Palm Oil-ICE-PO) 2014 di Jakarta (19/5/2014).
Salah satu tantangan pemerintahan baru, sambung Delima, adalah soal penerapan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang sifatnya wajib, berbeda dengan sertifikat sawit berkelanjutan atau Roundtable on Sustainable Oil
(RSPO) yang bersifat sukarela. "Harusnya sudah mulai diberlakukan akhir
2014, tetapi karena banyak faktor seperti ketidaksiapan sumber daya
manusia, sepertinya akan diundur."
Selain itu, pengembangan biodiesel harus menjadi prioritas serius
dalam konteks pembangunan Indonesia secara menyeluruh. Ini penting
mengingat Indonesia masih mengalami krisis energi di banyak tempat.
"Pemerintah harus beri insentif untuk biodiesel, karena tidak mungkin
'melawan' solar yang disubsidi," tutur Ketua Gabungan Pengusaha
Perkebunan Indonesia (GPPI) Soedjai Kartasasmita yang hadir pada
kesempatan yang sama.
Biodiesel, yang adalah bahan bakar nabati berbasis minyak sawit,
serapannnya mencapai 3 juta kiloliter (KL) atau setara 18,87 juta barel.
Tahun lalu, "hanya" 1.006.000 KL atau setara 6,33 juta barel. Hingga
kini, kapasitas total industri biodiesel mencapai 5,6 juta KL. Di tahun
2015 mendatang, kapasitas produksi biodiesel bakal bertambah hingga 8,8
juta KL. Produksi biodiesel yang positif memberi andil untuk mengurangi
impor solar. Biodiesel adalah bahan bakar terbarukan yang emisinya
sangat jauh di bawah emisi solar.
Industri oleokimia, produk turunan minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil) lainnya juga berkembang pesat menembus pasar internasional. CPO menghasilkan fatty acid, fatty alcohol, glyserin dan methyl ester.
Produk kimia tersebut merupakan bahan baku untuk membuat sabun mandi,
sampo, kondisioner, makanan. Produk turunan oleokimia juga untuk
deterjen, plastik, farmasi dan pelumas.
Ke depan, industri sawit harus menjadi perhatian semua pihak karena
produksi sawit beserta turunannya telah mencapai 26 juta ton.Terbesar di
dunia. Produksi ini harus terus bertambah tetapi tidak dengan menambah
lahan. "Yang harus dilakukan adalah replanting dengan bibit unggul dan menguatkan research. Pemerintah harus turun tangan untuk membantu dana penelitian," tandas Soedjai.
Terkait penelitian, peneliti senior di PPKS (Pusat Penelitian Kelapa
Sawit)Yohanes Samosir menambahkan, rata-rata saat ini dihasilkan 3,5
ton CPO per hektar lahan. Padahal potensinya mencapai 12-14 ton CPO per
hektar. "Jelas untuk meningkatkan produksi pendekatannya dengan research karena lahan terbatas dan kita sedang moratorium."
ICEPO 2014 yang berlangsung pada 26-28 Mei bertujuan untuk
menciptakan sebuah platform yang berkelanjutan bagi para pemain industri
untuk bertukar informasi, ide dan pengamalan antara produsen dan
konsumen produk kelapa sawit, juga memberikan kesempatan unik untuk
meninjau kemajuan dalam pengembangan kelapa sawit, analisa dan mengatasi
tantangan industri dan mengembangkan jaringan.
ICEPO 2014 ini terdiri
dari 4 program: Konferensi, Pameran, Workshop, Turnamen Golf.
Acara itu sendiri diperkirakan akan dihadiri oleh 2500 peserta
konferensi denga 200 stand, dan 1000 pengunjung. Para peserta meliputi:
produsen, pengusaha, pemilik bisnis kelapa sawit, CEO, manajemen tingkat
atas, manajemen menengah, eksportir, importir dan pedagang, ilmuwan,
insinyur dan teknolog, kebijakan dan pengambil keputusan, investor dan
bankir.
Naskah dan foto:
Frans Agung Setiawan
Ketua Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia (GPPI) Soedjai Kartasasmita
Wakil Ketua III Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Delima Hasri Darmawan
peneliti senior di PPKS (Pusat Penelitian Kelapa Sawit) Yohanes Samosir
-MAPNEWS
Senin, 19 Mei 2014 - 20:42:44 WIB
dikutip : http://www.mapcomm.co.id/berita-297-inilah-tantangan-presiden-baru-dalam-industri-kelapa-sawit.html
No comments:
Post a Comment