DI PANTAI:Manejer PTPN.IV Unit Kebun Batang Laping (Balap), Ir.Faisal Nasution ketika berada di pantai kebun Balap Madina yang diterpa gelombang air laut.(Analisa/alpines marbun) |
Pematangsiantar,. Manejer
PTPN.IV Unit Kebun Batang Laping (Balap) Kecamatan Batahan Kabupaten
Mandailing Natal (Madina), Faisal Nasution mengatakan, menghadapi
tantangan masuknya air laut ke areal perkebunan kelapa sawit, pihaknya
harus melakukan penanaman hutan bakau sepanjang 8 kilometer. Hal ini
dikemukakan, Faisal Nasution kepada wartawan di ruang kerjanya di Kebun
Unit Balap Madina, baru baru ini.
Menurut Faisal, perlunya penyerapan hutan bakau di sepanjang pesisir pantai yang memang sudah tumbuh subur tanaman kelapa sawit, mengingat tingginya gelombang laut , sehingga air laut melanda tanaman kelapa sawit.
“Karena kita ketahui, air laut mengandung zat asin membahayakan terhadap tanaman kelapa sawit yang bisa mengakibatkan tanaman kelapa sawit mati.”,tukasnya.
Jika masalah ini tidak segera diatasi, diperkirakan ratusan hektar tanaman kelapa sawit yang sudah produktif terancam rusak dan akan merugikan pihak PTPN.IV Kebun Unit Balap secara khusus dan BUMN PTPN.IV secara umum.
“Memang sudah kita jajahi penerapan tanaman hutan bakau melalui pemanfaatan poteni yang ada, yakni dengan membudidayakan tanaman hutan bakau yang ada, namun sangat terbatas pembibitannya. Karenanya, kita minta bantuan kepada pemerintah yang saat ini memang membudidayakan jenis kayu hutan bakau itu yang diprediksi diperlukan puluhan bibit tanaman untuk memenuhi penanaman di sepanjang 8 kilometer itu,”ujar Faisal.
Faisal Nasution didampingi Asisten SDM Kebun Unit Balap, Ir.Nofan mengakui, untuk penerapan hutan bakau ini memang sulit karena kalau hanya ditanam saja tanpa penyangga, tetap juga dihanyutkan arus gelombang air laut seperti yang sudah diterapkan sebelumnya. Pihaknya saat ini menjajaki tanaman bibit hutan bakau tersebut ke daerah Langkat, Asahan dan Batu Bara. (ama)
Hr. Analisa
Rabu 29 Mei 2014
Menurut Faisal, perlunya penyerapan hutan bakau di sepanjang pesisir pantai yang memang sudah tumbuh subur tanaman kelapa sawit, mengingat tingginya gelombang laut , sehingga air laut melanda tanaman kelapa sawit.
“Karena kita ketahui, air laut mengandung zat asin membahayakan terhadap tanaman kelapa sawit yang bisa mengakibatkan tanaman kelapa sawit mati.”,tukasnya.
Jika masalah ini tidak segera diatasi, diperkirakan ratusan hektar tanaman kelapa sawit yang sudah produktif terancam rusak dan akan merugikan pihak PTPN.IV Kebun Unit Balap secara khusus dan BUMN PTPN.IV secara umum.
“Memang sudah kita jajahi penerapan tanaman hutan bakau melalui pemanfaatan poteni yang ada, yakni dengan membudidayakan tanaman hutan bakau yang ada, namun sangat terbatas pembibitannya. Karenanya, kita minta bantuan kepada pemerintah yang saat ini memang membudidayakan jenis kayu hutan bakau itu yang diprediksi diperlukan puluhan bibit tanaman untuk memenuhi penanaman di sepanjang 8 kilometer itu,”ujar Faisal.
Faisal Nasution didampingi Asisten SDM Kebun Unit Balap, Ir.Nofan mengakui, untuk penerapan hutan bakau ini memang sulit karena kalau hanya ditanam saja tanpa penyangga, tetap juga dihanyutkan arus gelombang air laut seperti yang sudah diterapkan sebelumnya. Pihaknya saat ini menjajaki tanaman bibit hutan bakau tersebut ke daerah Langkat, Asahan dan Batu Bara. (ama)
Hr. Analisa
Rabu 29 Mei 2014
No comments:
Post a Comment