"Mulai tahun ini buah tropis hasil PTPN VIII mengisi pasar
Singapura, dan dalam beberapa tahun ke depan siap menembus pasar China
dan negara lainnya," kata Dahlan, saat melakukan pelepasan ekspor
perdana pisang jenis Mas Kirana, di Kebun Jalupang, PTPN VIII, Subang,
Jawa Barat, Jumat (6/12/2013).
Pada kesempatan itu, Dahlan menyaksikan langsung proses pemilihan
pisang Mas Kirana yang siap di ekspor sebanyak perdana buah pisang
jenis Mas Kirana seberat 7,26 ton untuk tujuan Singapura.
Menurut Dahlan, ekspor pisang ini bisa dijadikan sebagai langkah awal kebangkitan buah tropis asal Indonesia.
PTPN VIII sejak 2012 gencar mengembangkan tanaman buah tropis
seperti manggis, durian pada lahan masing-masing seluas 3.000 hektar.
Di sela-sela tanaman manggis dan durian, PTPN VIII menanami buah
pisang dan pepaya. "Tanaman manggis dan durian akan mulai menghasilkan
mulai tahun keempat. Namun di di sela-sela itu kita sudah menghasilkan
pisang untuk ekspor," kata Dahlan.
Menurut mantan Dirut PT PLN ini, China juga berpotensi menjadi
pasar buah tropis terbesar Indonesia di masa datang. Pasalnya negara
tersebut memiliki jumlah penduduk yang cukup besar yakni 1,3 miliar dan
permintaan yang luar biasa besar.
"Bila selama ini Indonesia mengimpor buah dari China, maka
Indonesia harus menggempur balik buah tropis yang tidak bisa diproduksi
di China untuk di ekspor ke wilayah itu," ujarnya.
Untuk itu tambahnya, saat ini harus ada semacam revolusi yang
dapat mengubah kondisi pasar di mana selama ini Indonesia lebih dikenal
suka impor ketimbang ekspor. "Ini juga bagian dari membantu mengurangi
impor, dan meningkatkan ekspor," tegas Dahlan.
Khusus buah pisang, Indonesia selama ini mengimpor dari Filipina
dan Honduras, sedangkan buah lainnya didominasi impor asal China,
Thailand, Australia dan sejumlah negara lainnya.
Sementara itu, Dirut PTPN VIII Dadi Sunardi mengatakan, nilai
ekspor perdana pisang Mas Kirana ini mencapai 5.445 dollar Singapura.
"Ekspor ini membuktikan bahwa manajemen PTPN VIII, serius menggarap
bisnis di luar komoditi utama lainnya seperti teh, karet, dan sawit,"
kata Dadi.
Ia menjelaskan, sejak dirintis pada tahun 2012 lalu, luas areal
tanaman buah-buahan milik PTPN VIII kini sudah mencapai 4.017 hektar
terdiri atas buah pisang, pepaya, manggis, durian, alpukat, dan buah
lainnya.
Dari luasan lahan tersebut, jenis buah pisang memiliki areal paling luas yakni mencapai 1.342 hektare.
Hingga Oktober 2013 tanaman buah pisang sudah menghasilkan 93,27
ton dan buah pepaya 3,74 ton yang dijual kepada beberapa distributor
seperti PT Sewu Segar Nusantara, PT Laris Manis Utama, PT Mandiri Sukses
Pratama, PT Mulia Raya, PT Indored, PT Agromali, Koperasi Tani Kuno
dengan wilayah pemasaran di seluruh Indonesia.
Dari kedua jenis buah tersebut (pisang dan pepaya), sampai akhir
Desember 2013 diperkirakan laba PTPN VIII diperkirakan mencapai Rp 1,04
miliar.
"Pengembangan komoditas buah-buahan PTPN VIII selain meningkatkan
pendapatan perusahaan melalui optimalisasi lahan, juga menangkap
peluang potensi pasar yang besar terhadap kebutuhan akan buah-buahan,
baik pasar lokal maupun pasar luar negeri," ujar Dadi.
Ia menambahkan, pada tahun 2018 PTPN VIII akan memperluas kebun
lahan buah-buahan hingga mencapai 18.000 hektare dari saat ini baru
sekitar 6.000 hektare.
Sumber : Antara
Editor : Erlangga Djumena
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/12/07/2121133/Buah-buahan.Indonesia.Bakal.Banjiri.Dunia