JAKARTA: Pembentukan induk usaha 15
perusahaan BUMN perkebunan akan selesai pada kuartal III/2011.
Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan perseroan saat ini sedang terus
melengkapi dokumen-dokumen terkait pembentukan induk usaha (holding)
BUMN kebun.
Dia juga mengatakan peraturan pemerintah (PP) dari Kementerian Keuangan akan selesai pada Juli 2011.
"Holding kebun sudah tinggal kelengkapan dokumen. Bulan depan kemungkinan PP keluar, sehingga kuartal III/2011 diharapkan semua proses holding kebun tuntas," ujarnya hari ini.
Dia mengatakan setelah proses holding ini selesai, maka rencana BUMN perkebunan untuk melepas saham perdana (initial public offering/IPO) dapat terlaksana pada tahun depan.
"Nanti yang akan di IPO-kan holdingnya. Tetapi ini semua kan butuh proses, dan prosesnya antarlembaga. Kami harap mereka siap IPO di 2012, tapi belum tahu apakah awal, tengah, atau akhir," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga akan terus memproses pembentukan subholding BUMN kebun, dan akan dikaji apakah lebih baik dikelompokkan per wilayah atau sektor komoditas.
Sambil menunggu proses subholding, untuk sementara PT Perkabunan Nusantara (PTPN) I-XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) masih dapat berjalan sendiri-sendiri.
Sebelumnya, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN Pandu Djayanto memperkirakan jika seluruh BUMN kebun itu dijadikan satu, pangsa pasarnya dapat mencapai Rp20 triliun. Dengan demikian fundamental perseroan akan lebih besar, sehingga diharapkan lebih dapat menarik minat investor.(mmh) (sumber:ANT)
"Holding kebun sudah tinggal kelengkapan dokumen. Bulan depan kemungkinan PP keluar, sehingga kuartal III/2011 diharapkan semua proses holding kebun tuntas," ujarnya hari ini.
Dia mengatakan setelah proses holding ini selesai, maka rencana BUMN perkebunan untuk melepas saham perdana (initial public offering/IPO) dapat terlaksana pada tahun depan.
"Nanti yang akan di IPO-kan holdingnya. Tetapi ini semua kan butuh proses, dan prosesnya antarlembaga. Kami harap mereka siap IPO di 2012, tapi belum tahu apakah awal, tengah, atau akhir," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga akan terus memproses pembentukan subholding BUMN kebun, dan akan dikaji apakah lebih baik dikelompokkan per wilayah atau sektor komoditas.
Sambil menunggu proses subholding, untuk sementara PT Perkabunan Nusantara (PTPN) I-XIV dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) masih dapat berjalan sendiri-sendiri.
Sebelumnya, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN Pandu Djayanto memperkirakan jika seluruh BUMN kebun itu dijadikan satu, pangsa pasarnya dapat mencapai Rp20 triliun. Dengan demikian fundamental perseroan akan lebih besar, sehingga diharapkan lebih dapat menarik minat investor.(mmh) (sumber:ANT)
No comments:
Post a Comment