Gabungan Petani Sawit (GPS) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu pada 2012 menyediakan pabrik kelapa sawit mini untuk membantu petani sawit di daerah itu mengolah buah sawitnya yang lepas dan jatuh dari tandannya menjadi minyak mentah (crude palm oil-CPO).
"Pabrik kelapa sawit (PKS) mini dengan kapasitas satu hingga dua ton/jam, untuk sementara beroperasi membantu
petani sawit yang tergabung dalam gabungan petani sawit dengan jumlah 3.000 orang dan lahan seluas 6.000 hektare," kata Ketua GPS Kabupaten Mukomuko Chairul Siregar, Kamis.
Ia mengatakan, mesin PKS mini ini dibuat sendiri dengan cara manual dari hasil modifikasi barang-barang bekas, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk membuatnya relatif murah dan terjangkau.
"Kami menghabiskan dana untuk membuat PKS mini ini sebesar Rp400 Juta dan akhirnya jadilah mesin yang bisa mengolah biji sawit menjadi minyak mentah ," katanya.
Menurut dia, proses pengolahan yang dilakukan PKS mini ini relatif sederhana dan tidak jauh berbeda dengan PKS kapasitas besar hanya saja TBS yang diolah tidak banyak, di mulai dari tahapan perebusan "brondolan" TBS, diperas dan dimasak, selanjutnya baru menjadi cream palm oil (CPO).
Bahkan lahan yang disediakan untuk mesin PKS mini ini tidak terlalu luas hanya sekitar 10x8 meter. PKS mini yang disediakan bagi petani sawit itu untuk sementara hanya mampu melayani petani sawit yang berada di Kecamatan Penarik dan sekitarnya, karena keterbatasan kapasitas.
Jika ingin semua hasil panen petani sawit di kecamatan lain bisa memanfaatkan PKS mini perlu penambahan minimal 10 unit lagi.
Ia menjelaskan, meski sudah memiliki PKS mini sendiri, namun GPS tetap menjalin kerja sama dan bermitra dengan PKS di daerah ini.
"Kami berharap keberadaan PKS mini ini bisa menjadi anak angkat bagi PKS yang besar di daerah ini, sehingga kerja sama itu saling menguntungakan, dan petani sawit di daerah ini bisa dibantu," ujarnya.
(jh/JH/bd-ant)
No comments:
Post a Comment