Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Friday, December 9, 2011

Permintaan Karet Turun Drastis

JAKARTA-,Krisis Eropa mulai berdampak terhadap produk pertanian Indonesia. Harga karet misalnya, turun akibat permintaan dari sejumlah negara Eropa maupun nengara lainnya turun. Demikian juga permintaan minyak sawit mentah (CPO-Crude Palm Oil), meski harganya belum ikut turun.

“Akibat permintaan tidak ada atau turun drastis, harga karet di pasar dunia saat ini turun menjadi kisaran 3,3 - 3,4 dolar AS per kilogram, dari sebelumnya rata-rata 3,5 dolar AS per kilogram. Akibatnya, banyak petani atau bandar karet yang menahan karetnya, mengharap harganya naik kembali, sehingga di tingkat petani menjadi Rp 20.000 per kilogram. Tetapi,
harga tidak akan naik selama krisis Eropa berlangsung, meskipun mungkin harganya tidak akan anjlok hingga di bawah 3,0 dolar AS per kilogram,” kata Ketua Umum Dewan Karet Indonesia, A.Aziz Pane dalam perbincangan dengan “PRLM”, di Jakarta, Kamis (8/12).

Menurut Aziz, akibat permintaan karet yang turun drastis itu, pihaknya mengusulkan agar dilakukan moratorium (penghentian) ekspor karet, jika harganya berada di bawah 3,0 dolar AS per kilogram. “Tetapi, sampai sekarang tidak mungkin di bawah 3,0 dolar AS per kilogram. Kami tidak mau harga di bawah itu dan jika sudah mengarah di bawah 3,0 dolar AS per kilogram, ya menghentikan ekspor,” katanya.

Harga karet di tingkat petani sempat mencapai Rp 6.000 - Rp 8.000 per kilogram akibat krisis Eropa. Bahkan sempat Rp 5.000 per kilogram. Tetapi, saat ini berangsur naik lagi hinga mencapai harga Rp 10.000-Rp 11.000 per kilogram. “Ia di tingkat pengumpul, toke (pengumpul) membeli kisaran satu dolar delapan sen sampai dua dolar tigapuluh sent. Sedangkan biaya produksi rata-rata satu dolar lima sen,” katanya.

Turunnya harga karet tahun ini merupakan kedua kalinya. Pertama terjadi awal tahun, akibat tsunami melanda Jepang, dan mengakibatkan sejumlah pabrik ban tutup. “Tetapi, penurunan harga karet akibat tsunami Jepang itu, sebentar. Sekarang akan lebih lama,” ujarnya.

Ia berharap para petani siap menghadapi harga yang berfluktuasi dan waktunya lebih panjang lagi. “Turunnya harga karet sekarang ini baru akibat tidak langsung. Yang langsung, nanti ketika krisis Eropa semakin merambah ke negara-negara lainnya. Dampak langsung itu, tergantung bagaimana dampak krisis Eropa terhadap dunia, terutama Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya,” kata Aziz Pane.
Aziz Pane mengingatkan agar para petani karet, jangan selalu mengharapkan hidup enak terus, dengan harga yang tinggi. Tetapi, ada saatnya susah. “Karena itu, petani karet juga jangan lupa kewajibannya, membayar zakat penghasilannya (zakat perdagangan). Jangan cuma mencari keuntungan terus,” katanya.

Berdasarkan data, areal perkebunan karet Indonesia tahun 2010 seluas 3,445 juta hektar. Seluas 2,934 juta hektar adalah perkebunan rakyat dan sisanya 237.000 hektar dikelola perkebunan besar nasional, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan. Tahun 2011 ini, diperkirakan terjadi penambahan areal sekitar 5.000 hektar.

Dari total areal itu, perkebunan rakyat mampu menghasilkan produk karet alam sebanyak 2,210 juta ton dan perusahaan perkebunan (BUMN) menghasilkan 252.000 ton. Dam perkebunan besar swasta diperkirakan mampu memproduksi 274.000 ton karet alam (2010) dan menjadi 276.000 ton (2011).(P-R)

No comments:

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum