Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Tuesday, June 3, 2014

Peremajaan Kelapa Sawit Terbentur Revitalisasi Perkebunan

Jakarta. Aliansi Desa Sejahtera (ADS) menilai peremajaan kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitas masih terbentur sistem manajemen revitalisasi perkebunan. "Banyak sekali petani kita tidak suka dengan revitaliasasi perkebunan karena pola yang digunakan tidak mereka kenal," kata ketua kelompok kerja sawit ADS Achmad Surambo usai diskusi yang bertajuk "Menakar Janji Capres untuk Wujudkan Kedaulatan Pangan" di Jakarta, Jumat (30/5).

Surambo menjelaskan petani tidak memiliki cukup dana untuk meremajakan tanaman kelapa sawit yang berumur lebih dari 20 tahun atau ditanam pada tahun 1980-an.

Dikatakannya, petani bisa mendapatkan dana bantuan dari pemerintah untuk peremajaan, asalkan mengikuti pola revitalisasi perkebunan, yakni pola satu manajemen.

"Mereka tidak suka karna lahannya diurus satu manajemen, mereka tidak menjadi patani, tetapi jadi buruh, kalau tidak menggunakan pola satu manajemen tidak akan dibantu," katanya.

Surambo mengatakan pola yang petani anggap sesuai, yakni pola perusahaan inti rakyat (PIR) dan intiplasma, yakni menggunakan perkebunan besar sebagai inti yang membantu dan membimbing perkebunan rakyat disekitarnya sebagai plasma dalam suatu sistem kerjasama yang saling menguntungkan, utuh dan kesinambungan.

Dalam pola revitaliasai, lanjut dia, petani diberikan lima hingga tujuh persen potongan bunga, tetapi mensyaratkan harus mengikuti pola satu manajemen.

"Dengan pola satu manajemen tidak menjamin produktivitas bisa meningkat di beberapa daerah, bahkan pendapatan petani banyak yang turun," ujarnya.

Untuk itu, dia mengimbau pemerintah segera merespon terkait sistem menajemen tersebut, serta digenjot dengan infrastuktur dan subsidi pupuk karena pupuk faktor utama produktivitas kelapa sawit dan menyumbang biaya 30% dari pendapatan.

Selain itu, lanjut Surambo, pemupukan dilakukan sejak kelapa sawit berumur sembilan hingga 19 tahun, minimal dua kali per satu semester (enam bulan), paling cepat per empat bulan.
"Produktivitas sangat tergantung dengan ketersediaan pupuk, harus tepat waktu dan tepat sasaran, ketika (petani) tidak mendapatkan harga yang murah, sawit tidak dipupuk, produktivitasnya turun," katanya.

Sebelumnya, Ketua GPPI Soedjai Kartasasmita mengatakan, ke depan lahan akan semakin sulit diperoleh sehingga kebijakan ekspansi perkebunan sawit tidak mungkin dilakukan untuk meningkatkan produksi.

"Banyak pohon kelapa sawit kita yang sudah tua seharusnya diremajakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman," katanya.

Kalau tidak cepat-cepat diremajakan, tambahnya, ke depan produksi sawit dalam negeri cenderung menurun, padahal tingkat kebutuhan di pasar semakin tinggi.

Soedjai mengatakan, tanaman kelapa sawit yang memerlukan peremajaan tersebut sebagian besar milik petani, yang justru menyumbang terbesar luas perkebunan sawit nasional.

"Dengan menggunakan bibit unggul, tanaman umur 22 hingga 24 bulan sudah bisa menghasilakn tingkat produktivitas setinggi tanaman usia 12-15 tahun. Bahkan tanaman umur empat tahun bisa menyamai umur sawit delapan tahun," katanya. (ant)


http://mdn.biz.id/n/97991/

No comments:

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum