Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Friday, June 6, 2014

Mentan: Perlu Ada Revitalisasi Pabrik Gula

Malang. Menteri Pertanian (Mentan) Suswono menyatakan perlu ada revitalisasi pabrik gula di Tanah Air karena usia bangunannya sudah banyak yang cukup tua, bahkan ada yang dibangun sekitar tahun 1800-an. "Revitalisasi bangunan pabrik gula ini yang berjalan hanya sekitar 10 persen saja.

Kalau (revitalisasi) tidak dilakukan pasti menimbulkan masalah, termasuk rendemen tebu petani yang akan digiling di pabrik gula tersebut," kata Suswono di sela-sela Rembug Utama Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) menjelang pelaksanaan Pekan nasional (Penas) XIV KTNA di Pendopo Agung Pemkab Malang di Kepanjen, Kamis (5/6).

Masalah yang seringkali muncul akibat bangunan pabrik gula yang sudah tua, kata Mentan, adalah rendemen karena tanaman tebu sudah terukur.

Kalau rendemen tebu petani rendah, ada kemungkinan karena kondisi pabrik gula yang memang sudah tua, ada yang "main" atau karena kondisi tebu itu sendiri.

Selain melakukan revitalisasi, lanjutnya, juga perlu adanya tambahan pendirian pabrik gula baru, paling tidak sekitar 15 sampai 20 lagi guna mencukupi kebutuhan gula masyarakat.
Menyinggung produksi bahan pangan pokok, seperti beras, jagung, kedelai, gula, dan daging, Suswono mengatakan ada peningkatan, meski persentasenya tidak terlalu signifikan.
Produksi gabah kering giling (GKG) misalnya, pada tahun 2009 hanya mencapai 64,3 juta ton naik menjadi 71,2 juta ton pada 2013.

Produktivitas per hektare juga meningkat, dari 49 kuintal menjadi 51,52 kuintal. Dan, luas lahan panen masih stagnan karena dari 12,8 juta hektare hanya menjadi 12,84 juta hektare.
Namun demikian, ketersediaan beras di Tanah Air masih surplus, meski tidak sebesar yang diharapkan, yakni sebanyak 10 juta ton pada tahun 2013.

Mentan mengakui kondisi surplus beras tersebut seringkali menjadi pertanyaan di kalangan masyarakat, sebab kalau surplus kenapa masih impor. Beras yang diimpor tersebut untuk stok pangan di Bulog, kondisi tersebut yang tidak dipahami masyarakat luas.

Sementara produksi jagung mencapai 18 juta ton, sedangkan kebutuhan hanya 7 juta ton, namun lagi-lagi kenapa masih tetap impor. "Persoalan yang muncul ini karena kondisi infrastruktur, terutama transportasi yang cukup sulit aksesnya, sehingga terpaksa harus impor untuk menjangkau daerah yang sulit," ujarnya.

Sedangkan produksi tanaman kedelai juga masih jauh dari harapan, sehingga harus impor karena selain petani yang enggan menanam kedelai, lahannya juga semakin berkurang. Dari seluas 1,6 juta hektare, sekarang hanya tinggal 600 ribu hektare.

Lahan pertanian secara keseluruhan, katanya, setiap tahunnya mengalami defisit sekitar 60 ribu hektare, sementara pencetakan sawah hanya sekitar 40 ribu hektare. "Oleh karena itu, sekarang kita harus mencegah konversi lahan dan jangan sampai terjadi pengalihan lahan produktif," tegasnya.

Dengan berbagai upaya, termasuk membatasi pengalihan lahan, diversifikasi pangan maupun meningkatkan produktivitas sejumlah komoditas pokok, lanjutnya, diharapkan 2014 ini swasembada pangan bisa terus dilanjutkan, meski tantangannya cukup berat.
Tantangan berat itu meliputi lahan produktif di Indonesia sejauh ini terus mengalami penyusutan, perubahan iklim yang cukup signifikan, sehingga menjadi tantangan bagi iklim pertanian di Indonesia. (ant)/Medanbisnis

No comments:

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum