Talun Kenas. Membudidayakan bibit rambung atau karet 
dengan kualitas unggul adalah rutinitas yang dilakukan Bakti, di 
penangkaran miliknya di Desa Talun Kenas, Kabupaten Deliserdang. 
Mengawinkan dua jenis karet dengan cara okulasi akan menghasilkan 
produksi karet yang lebih baik.
        "Proses pembibitan yang kami lakukan 
dengan cara menyemai biji karet hingga berumur tujuh bulan. 
Kemudian 
biji yang tumbuh tadi dimasukkan ke dalam polibag untuk selanjutnya 
diokulasi dengan mata jenis rambung unggulan, supaya hasilnya lebih 
baik," ucap Bakti, saat ditemui MedanBisnis, Minggu (11/8) di lokasi 
penangkarannya.
Bakti juga mengakui bibit karet hasil tangkaranya
 sudah merambah berbagai daerah di Sumatera Utara (Sumut) maupun ke luar
 provinsi seperti Jambi.
"Untuk pemasaran bibit, kami sudah 
sampai ke Jambi. Bulan lalu terakhir kami kirim ke Jambi sampai ribuan 
batang bibit rambung unggulan, jenisnya B-29 serta beberapa daerah di 
Sumatera Utara," sebutnya.
Untuk harga ia mengatakan, berkisar Rp
 4.500 per batang dengan tanaman yang sudah berdaun atau satu payung. 
“Biasanya perbanyakan bibit kami lakukan jika memang sudah ada pesanan,"
 ucap Bakti.
Untuk  mengelola pembibitannya, Bakti mengaku 
belajar dari temannya Irjon yang merupakan Sarjana Pertanian. "Kalau ada
 kendala dalam proses pembibitan, biasanya kami saling diskusi. Jadi 
bisa saling membantu, karena mengawinsilangkan tanaman untuk mendapatkan
 hasil yang lebih baik adalah kesukaan saya," ucap Irjon yang kebetulan 
ada di lokasi tersebut. (cw 05)MB

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
