PALEMBANG – Harga karet di tingkat petani Sumsel belum begitu
menggairahkan petani meskipun terjadi kenaikan di tengah menguatnya
dolar Amerika Serikat terhadap rupiah.
Berdasarkan data hasil lelang di Koperasi Unit Desa (KUD) Serasan
Jaya Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, harga bahan olah karet usia 2
minggu ditingkat petani saat ini menyentuh level Rp11.889 per kilogram
pada periode 1 Agustus 2013 – 15 Agustus 2013. Harga tersebut naik
tipis dari periode 2 minggu sebelumnya yang sebesar Rp11.200 per
kilogram.
Tak hanya di Muara Enim, harga karet petani melalui pasar lelang di
Desa Regan Agung Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin juga
tercatat naik dari Rp9.500 per kg menjadi RP9.738 per kg untuk usia 1
minggu.
Ketua KUD Serasan Jaya Gelumbang Ahmad Mantap mengatakan kenaikan
harga yang terjadi sekarang belum sesuai dengan yang diharapkan para
petani.
“Harga memang naik sejak awal Agustus tetapi kenaikannya masih tipis,
harga yang bagus untuk petani jika mencapai Rp15.000 per kilogram,”
katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (26/8/2013).
Menurut Ahmad, faktor dominan yang memengaruhi kenaikan harga
tersebut memang berasal dari menguatnya mata uang dolar terhadap rupiah.
Sehingga, kenaikan harga tak hanya dirasakan oleh para eksportir
komoditas itu tetapi juga di kalangan hulu,yaitu petani.
Dia mengatakan, kondisi harga saat ini belum terlalu menggairahkan.
Pasalnya, petani karet Sumsel pernah mengalami masa kejayaan saat harga
menyentuh Rp25.000 per kilogram akibat tingginya permintaan komoditas
itu.
Ahmad melanjutkan petani saat ini juga harus menghadapi penurunan produksi yang dirasakan sejak bulan lalu.
Penurunan produksi itu sendiri dipengaruhi kondisi gugur daun yang merupakan kondisi lazim saat musim kemarau.
“Penurunan produksi bisa sampai 100 kg – 150 kg. Kondisi ini belum
terlalu parah, jika mencapai puncak gugur daun penurunan produksi bisa
lebih tinggi lagi,” jelasnya.
Saat ini produksi petani yang bergabung dengan koperasi itu mencapai 250 kg – 300 kg per ha dari biasanya 400 kg per ha.
Menurut dia, kenaikan harga bokar petani yang dijual melalui pasar
lelang tersebut karena menyesuaikan perkembangan perdagangan komoditas
itu di pasaran tingkat pabrik di Palembang.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perkebunan Dinas Perkebunan Sumsel Benyamin mengatakan harga karet saat
ini masih belum memihak petani.
“Memang ada kenaikan pengaruh dari kurs dolar, tetapi di tingkat
petani kenaikannya hanya sekitar Rp500 per kg – Rp1.000 per kg,”
katanya.
Benyamin berharap kondisi ekonomi pasar utama ekspor karet Sumsel,
yaitu China dapat segera pulih dari perlambatannya sehingga bisa
permintaan terhadap komoditas itu kembali meningkat.
Berdasarkan data dinas tersebut, komoditas karet yang dijual melalui
pasar lelang dan diekspor berasal dari sejumlah sentra produksi a.l
Kabupaten Muaraenim, Lahat, Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Komering
Ilir, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Adapun total luas areal perkebunan karet di Sumsel yang mayoritas
merupakan perkebunan rakyat mencapai 1,2 juta hektare.(dwu/msi)/B-S