Para petani di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, mengalami 
kerugian, karena produksi tanda buah segar (TBS) tidak dibeli penampung,
 akibat belum beroperasinya pabrik pengolah minyak mentah crude palm oil
 (CPO).
Mahrizal, petani sawit di Desa Leuhan di Meulaboh 
mengatakan buah tandan sawit mereka sudah ranum dan brondol (rontok), 
karena sudah delapan hari aktivitas pabrik ditutup, karena libur lebaran
 Idul Fitri 1434 Hijriah.
"Bila sudah rontok, maka sawit kami 
pastinya akan membusuk, sebelum membusuk saja harganya sudah turun 
hingga 50 persen dari harga biasanya," katanya, Selasa 13 Agustus 2013.
Sejumlah
 pabrik kelapa sawit (PKS) di wilayah itu mulai menyetop pasokan TBS 
sawit sejak 4 Agustus 2013, sementara produksi sawit petani sudah 
berlimpah, sehingga dikhawatirkan terus menumpuk dan membusuk.
Kata
 dia, dari delapan hektare areal tanaman sawit miliknya sudah harus 
dipanen sejak awal Agustus 2013, dengan takaran 3,5 ton/hektare, namun 
untuk menghindari kerugian besar terpaksa dipanen sebagian untuk diolah 
dan dijual kepada penampung/perusahaan.
Ia menyebutkan, harga 
beli sawit mereka di penampungan pengolahan Rp1.000/Kg dan pihak 
pengolah CPO melakukan pemotongan harga senilai 5-8 persen dari jumlah 
satuan berat dihasilkan.
"Apalagi kalau hasil panennya seperti 
ini, selain harga TBS turun, pemotongan juga akan tinggi, karena pasti 
ada buah brondol yang telah membusuk," imbuh Mahrizal.
Lebih 
lanjut dikatakan, kerugian petani sawit diprediksi tinggi karena biaya 
perawatan sepeti pupuk seharga Rp125.000/Kg harus disediakan rutin, 
biaya pekerja sepeti untuk pembersihan, penderes serta pengumpul hasil 
panen.
Sementara itu, secara terpisah, Manager PKS PT Mapoli Raya
 di Kecamatan Panton Reu, Suandi yang dihubugi membenarkan jika pihaknya
 menghentikan pembelian sawit petani karena takut rugi.
"Memang 
kita menghentikan sementara produksi CPO, karena libur lebaran dan hari 
Senin (12/8) aktivitas sudah dimulai pekerja sudah masuk semua," 
imbuhnya.
Kata dia, perusahaan memberikan waktu libur kepada 
pekerja sejak 4 Agustus 2013 mengisi liburan bersama keluarga, sehingga 
masyarakat petani juga diminta dapat memaklumi hal tersebut.(ant)

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
