"Betul-betul susah, harga getah hanya
Rp 4.000 per kg, padahal produksi juga sedikit akibat cuaca ekstrem,"
kata petani karet di Rantau Prapat, K. Siregar, di Medan, Senin (12/8).Mengutip
pernyataan pedagang pengumpul, Siregar menyebutkan, masih murahnya
harga getah itu karena permintaan dan harga ekspor karet bertahan
melemah di pasar internasional.
"Entahlah bagaimana nasib petan karena bukan hanya harga karet yang turun, sawit juga begitu," katanya.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah, mengakui, harga ekspor karet itu tren melemah.
Terakhir pada tanggal 6 Agustus, harga ekspor karet SIR 20 tercatat US$ 2,279 per kg untuk pengapalan September bahkan lebih murah lagi untuk Oktober yakni US$ 2,255 per kg.
Dengan harga sebesar itu di pasar bursa Singapura, harga bahan olah karet (bokar) di pabrikan Medan juga hanya Rp 18.440-Rp 20.440 per kg.
"Tahun ini memang masih menjadi tahun yang sulit bagi komoditas karena harga jual dan termausk permintaan tren semakin melemah dampak krisis global yang masih dirasakan," katanya. (ant)/MB
"Entahlah bagaimana nasib petan karena bukan hanya harga karet yang turun, sawit juga begitu," katanya.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah, mengakui, harga ekspor karet itu tren melemah.
Terakhir pada tanggal 6 Agustus, harga ekspor karet SIR 20 tercatat US$ 2,279 per kg untuk pengapalan September bahkan lebih murah lagi untuk Oktober yakni US$ 2,255 per kg.
Dengan harga sebesar itu di pasar bursa Singapura, harga bahan olah karet (bokar) di pabrikan Medan juga hanya Rp 18.440-Rp 20.440 per kg.
"Tahun ini memang masih menjadi tahun yang sulit bagi komoditas karena harga jual dan termausk permintaan tren semakin melemah dampak krisis global yang masih dirasakan," katanya. (ant)/MB