JAKARTA - Pemerintah menargetkan dapat pengembangan Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) sebesar 25 persen pada 2020.
Dengan demikian, maka penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dapat ditekan.
"Pasalnya
target pemerintah untuk peran EBTKE yakni untuk mengurangi
ketergantungan impor BBM yang sebesar 400 ribu barel per hari untuk
kebutuhan listrik dan energi lain,"
ungkap Wakil Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Suswoutomo di JCC, Jakarta, Rabu
(21/8/2013).
Dia menambahkan, untuk konservasi energi penyediaan
sektor listrik misalnya mampu membuat biodiesel dari Crude Palm Oil
(CPO) sebesar 100 ribu barel per hari akan mengurangi impor BBM yang
dilakukan selama ini. "Kalau kita bermimpi saja kita bisa membuat
biodiesel 100 ribu bph maka kita bisa mengurangi impor," jelasnya.
Sehingga,
untuk mengurangi impor BBM alangkah baiknya Indonesia memproduksi
biodiesel. Menurutnya, kebutuhan biodiesel 100 ribu barel per hari
menggunakan biodiesel dengan 3-4 juta ton CPO.
"Kalau 200 ribu
barel per hari membutuhkan 6-7 juta ton per tahun. Ini pertama akan
membuat impor BBM akan turun, harga CPO akan naik serta industri akan
baik," ucap Susilo.
Dia mengungkapkan, untuk peran kedua EBTKE
sektor listrik dari energi panas bumi. Menurutnya, pemberdayaan ini
harus dilakukan Kementrian ESDM.
"Saat ini untuk panas bumi 2013
total pembangkitan listrik sebesar 1360 mw, target pemerintah sebesar
6.600 mw. Tiap tahun kita harus bangun PLTP paling tidak 300-500 mw, itu
tantangan kita. Sedangkan konservasi energi yang tadi mampu mengurangi
BBM, mengurangi pembangkit listrik tenaga diesel," tandasnya.