Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Sunday, March 23, 2014

Padang Lawas Utara: Harga Getah Kembali Turun

  “Harga getah belum mengalami perubahan dan saat ini masih sangat terlalu rendah dibandingkan dengan harga kebutuhan pokok saat ini,”
Toke getah yang berada di Tor Paya, Desa Sidingkat, Kecamatan Padang Bolak, Sabtu (22/3). (Foto: Asmar)
Toke getah yang berada di Tor Paya, Desa Sidingkat, Kecamatan Padang Bolak, Sabtu (22/3). (Foto: Asmar)

PALUTA - Jelang Pemilu Legislatif 9 April, harga komoditi getah (karet) di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta) kembali turun. Minggu lalu, harga karet di kisaran Rp7.000 per kilogram dan kini turun Rp6.500 per kilogram.

Pantauan METRO, Sabtu (22/3), harga karet untuk minggu ini berada di kisaran Rp6.500 per kilogram yang artinya mengalami penurunan harga Rp500 per kilogram dari harga sebelumnya yang berada di kisaran Rp7.000 per kilogram.

Kasmir Siregar (27), petani karet yang berada di Jalinsum Gunung Tua-Psp Km 5, Tobat, Kecamatan Padang Bolak, mengatakan bahwa harga getah karet terus alami penurunan harga
Menurutnya, saat ini petani karet merasa bahwa harga getah karet masih sangat terlalu rendah dan belum berpihak kepada para petani yang ditambah dengan harga kebutuhan sehari-hari yang sedang melonjak tinggi.

“Harga getah belum mengalami perubahan dan saat ini masih sangat terlalu rendah dibandingkan dengan harga kebutuhan pokok saat ini,” ujarnya.

Lanjutnya, meskipun harga getah saat ini rendah, namun para petani tetap menyadap karetnya sebab itu merupakan satu-satunya penghasilan pokok mereka dalam menopang ekonomi keluarga.

Senada dikatakan Ikhwan Sanusi Siregar (32), petani karet asal Desa Sipaho, Kecamatan Halongonan, saat ini dirinya merasa kurang nyaman dengan harga getah yang bisa dikatakan sangat rendah untuk saat ini padahal bulan sebelumnya harga getah pernah mencapai harga Rp10.000 hingga Rp12.000 per kilogram.
Kondisi harga yang rendah seperti ini menurutnya membuat para petani resah dan sedikit malas dalam merawat serta menyadap karetnya sehingga hal ini membuat barang ataupun getah yang dikumpulkannya dari hasil kebunnya jadi berkurang.

“Karena gak naik-naik harga getahnya, makanya para petani jadi malas menderes,” keluhnya.
Sebagai petani yang juga pengumpul getah, dirinya berharap agar pemerintah dapat berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan harga getah demi peningkatan perekonomian masyarakat Paluta yang sebagian besar adalah petani. (mag-02)

 metrosiantar.com

No comments:

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum