Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Wednesday, March 19, 2014

Brazil kekeringan, ekspor kopi indonesia meningkat

BERKURANGNYA suplai kopi dunia akibat kekeringan di Brazil memicu kenaikan ekspor kopi dari Indonesia. Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (Gaeki) memperkirakan, ekspor kopi Indonesia akan melaju hingga 575 ribu ton.
Ketua Umum Gaeki, Hutama Sugandi kepada wartawan mengatakan, kekeringan di Brazil yang berdampak terhadap turunnya produksi kopi di negara tersebut diperkirakan akan terus berlangsung hingga tahun depan. Brazil adalah negara dengan produksi kopi terbesar dunia. Kontribusinya mencapai 40 persen terhadap total kebutuhan kopi dunia yang mencapai 145 juta kantung atau sekitar 8,7 juta ton per tahun.

Dengan berkurangnya suplai kopi dunia akibat gagal panen di Brazil, maka harga kopi terkerek naik. Sejak dua bulan terakhir, harga kopi jenis robusta berangsur naik hingga 20 persen, dari Rp 20 ribu per kilogram menjadi Rp 24 ribu per kilogram. Sementara harga kopi jenis arabika mengalami kenaikan 80 persen, dari Rp45 ribu per kilogram menjadi Rp 80 ribu per kilogram.

“Inilah yang akhirnya memicu gairah petani untuk menaikkan produksinya melalui perbaikan budidaya dan perluasan lahan kopi. Diperkirakan, produksi kopi Indonesia tahun ini akan naik menjadi 750 ribu ton per tahun. Sementara ekspor kopi kami perkirakan akan ikut terkerek menjadi 575 ribu ton. Naik dibanding realisasi tahun lalu yang hanya dikisaran 540 ribu ton,” ujar Hutama Sugandi di Hotel Elmi Surabaya.

Hanya saja, sebagian besar ekspor kopi dari Indonesia adalah kopi jenis robusta dengan persentase sekitar 85 persen. Padahal kebutuhan kopi dunia didominasi oleh kopi arabika. Harga arabika juga lebih menarik dibanding robusta. Hal ini disebabkan produksi kopi jenis arabika di Indonesia memang sangat kecil.

“Sebenarnya untuk mengembangkan kopi arabika di Indonesia masih sangat terbuka. Lahan masih sangat banyak, hanya saja karena minimnya infrastruktur jalan di pegunungan, akhirnya petani menjadi kesulitan untuk mengembangkannya,” katanya.

Pada kesempatan yang berbeda, Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Samsul Arifin mengatakan, Jatim telah melakukan upaya peningkatan produksi kopi jenis arabika. Setiap tahunnya, perluasan lahan arabika ditarget mencapai 2.000 hektar. Lahan ini diperoleh dari swadaya masyarakat di pegunungan daerah Bondowoso, Situbondo, Jember dan Lumajang. Untuk menarik minat petani, pemerintah provinsi Jatim memberikan insentif berupa benih, pupuk, kantong plastik dan upah pembibitan dengan nominal sebesar Rp 2.500 per batang kopi.

“Dana ini di ambil dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jatim. Tahun ini, dana untuk stimulus petani kopi arabika mencapai sekitar Rp 5 miliar. Melalui program ini kami berharap produksi kopi arabika Jatim akan terus meningkat,” ujarnya. (kabar3.com) -
Sumber : lintasgayo (/djko)

 http://www.bumn.go.id/ptpn12

No comments:

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum