DEPOK – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) dan LTN Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) bekerja sama dengan para dosen Perguruan Tinggi Negeri (PTN) meluncurkan buku Hitam-Putih Tembakau. Buku tersebut diluncurkan sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib petani tembakau di Indonesia yang selama ini dibuat resah dengan berbagai kebijakan pemerintah soal tembakau. Kemudian ditambah dengan adanya fatwa haram merokok dari organisasi keagamaan. Namun di satu sisi, buku ini menilai tak adanya rencana strategis dari pemerintah untuk melindungi nasib 30 juta petani tembakau.
Buku yang terdiri dari 192 halaman itu ditulis oleh lima dosen PTN. Mereka adalah Abdil Mughis Mudhofir yang merupakan dosen di Universitas Negeri Jakarta (UNJ); Andi Rahman Alamsyah dosen UI; Audriane F Sani, seorang peneliti dan alumnus UI; Feri Suprapto, seorang peneliti alumnus UI; Zaenal Abidin Ekoputro, seorang peneliti dan alumnus UGM; serta Abdul Aziz Muslim staf anggota DPD RI.Salah satu penulis, Andi Rahman Alamsyah mengatakan, buku ini secara umum melihat bahwa tembakau terkait dengan segala macam aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Tembakau, kata dia, bukan hanya terkait masalah pekerjaan, tetapi juga terkait dengan kultur dan sejarah.
“Jadi, kebijakan apapun soal tembakau harus memperhatikan kompleksitas itu. Memang pemerintah selama ini mengaitkan dengan berbagai problem kesehatan, yakni tembakau itu merusak kesehatan. Tetapi pemerintah memperhatikan nasib petani tembakau enggak? Pemerintah tidak mempunyai rencana,” katanya kepada wartawan di FISIP UI, Kamis (13/10/2011).
Dia meminta petani mempertimbangkan dan memikirkan nasib petani tembakau yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Di antaranya Sumatra, dan Jawa, meliputi Temanggung, Sumedang, Demak, dan Pemekasan. “Harga tembakau per kilogramnya bisa mencapai Rp300 ribu, itu tadi penuturan petani asal Temanggung,” tandas Andi.(rhs)(OZ)
No comments:
Post a Comment