MEDAN: Impor karet dari Sumatra Utara terus meningkat ditengah ekspor golongan barang itu yang juga menguat.
“Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Sumatra Utara (Sumut)
ternyata daerah ini ada mengimpor karet dan barang dari karet meski
daerah itu selama ini dikenal pengekspor,” kata Kepala BPS Sumut,
Suharno, di Medan, Sabtu 1 Oktober 2011.
Pada periode Januari-Juli 2011, nilai ekspor karet dan barang dari
karet Sumut mencapai 73,992 juta dolar AS atau naik 18,25 persen dari
periode sama tahun lalu yang masih 62,570 juta dolar AS.
Berdasarkan data, nilai impor itu naik hampir di setiap bulan,
seperti di posisi Juli yang sudah 13,756 juta dolar AS dari 9,086 juta
dolar AS di Juni.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo)
Sumut, Edy Irwansyah, mengatakan, impor itu bisa saja terjadi meski
Sumut dikenal sebagai negara pengekspor karet dan barang dari karet.
“Bisa jadi yang diimpor merupakan produk yang tidak ada dihasilkan di Sumut atau sekadar menambah stok perusahaan,” katanya.
Sumut, kata dia, tidak hanya mengekspor jenis SIR20, tetapi juga
produk hilir lainnya termasuk ban sepeda, industri dan ban kenderaan.
Meski ada impor, tetapi persentasenya sangat kecil dibandingkan nilai
ekspor golongan barang itu yang sudah mencapai 2,199 miliar dolar AS
pada Juli 2011.
Direktur Komersial PT.Industri Karet Deli Ferry Yonawan mengatakan
ekspor ban dari Sumut sudah berlangsung lama dan mutunya sudah diakui
termasuk di Amerika Serikat.
Namun dewasa ini sebagai dampak krisis ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa, permintaan sedikit melesu.
Kecuali untuk kontrak, transaksi dagang sangat sepi dengan alasan
“buyer” permintaan konsumen menurun di pasar internasional,
katanya.(antara)/BS
No comments:
Post a Comment