JAMBI : Harga Karet Tak Terpengaruh

Akibat Krisis Eropa dan Amerika

 JAMBI - Krisis yang dialami Eropa dan Amerika saat ini belum begitu berdampak terhadap harga maupun penjualan karet Provinsi Jambi. Pernyataan tersebut ditegaskan Ir Putri Rainun selaku Kabid Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi kepada Jambi Independent kemarin (17/10). Saat ini harga karet sudah kembali naik setelah sempat turun beberapa waktu lalu.
“Memang sempat turun menjadi Rp 34.400 namun sekarang sudah naik lagi menjadi Rp 34.800,” katanya.

Diakui Putri pula, harga karet yang merupakan komoditi dunia memang tergantung dengan.

keadaan ekonomi di luar negeri. Walaupun saat ini beberapa negara di Eropa dan Amerika tengah dilanda krisis namun untuk karet Jambi tidak ada dampak yang signifikan. “Penjualan tetap mungkin pendapatan masyarakat saja yang turun akibat turunnya harga,” tambah Putri.

Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo), Adela Raziq. Menurutnya, hanya ada tiga faktor yang bisa menyebabkan harga karet anjlok. Harga minyak mentah yang turun, melemahnya nilai tukar rupiah dan sentimen pasar. “Tiga hari ini harga stabil setelah sempat turun. Mungkin saja krisis yang menyebabkannya namun pasti karena turunan satu dari tiga hal tersebut,” katanya.

Namun Adela Raziq menyayangkan kekurangtahuan petani akan penyebab turunnya harga karet. Petani seakan menyalahkan Gapkindo atas turunnya harga. “Padahal kami juga hanya sebagai penerima harga dari acuan kita di Singapura tapi petani menyangka kami yang menentukan harga,” kata Adela. Kondisi dunia yang tidak stabilpun diakui Adela terkadang bisa membuat harga karet turun. “Seperti tsunami jepang lalu, saat itu harga karet turun drastis,” ungkapnya. (rey)/Jmb-in