MEDAN - Petani sawit mengeluh karena harga jual tandan buah segar terus turun mendekati harga pokok akibat permintaan crude palm oil melemah dampak krisis ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat.
"Harga TBS petani sudah tinggal Rp900-Rp1.000 per kg atau sudah mendekati harga pokok yang berkisar
Rp800 per kg.Petani menjerit," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Asmar Arsjad, di Medan, Rabu 26 Oktober 2011."Harga TBS petani sudah tinggal Rp900-Rp1.000 per kg atau sudah mendekati harga pokok yang berkisar
Sebelumnya, harga sawit masih berkisar Rp1.200 per kg setelah sempat mencapai Rp1.500 per kg.
Harga TBS diperkirakan turun lagi melihat melemahnya permintaan dan harga jual di pasar internasional akibat dampak krisis ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa.
"Pemerintah harusnya turun tangan dengan membuat kebijakan," katanya.
Pemerintah harus mengurangi, bahkan menghapuskan pajak ekspor CP0, agar pengusaha tidak membebani pungutan itu ke petani.
"Petani dewasa ini semakin dalam posisi sulit karena juga sebagian besar lahannya mendesak untuk diremajakan karena sudah berumur tua," katanya.
Bendahara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Laksamana Adiyaksa, mengakui, permintaan CPO melemah dan diikuti harga ekspor yang juga tertekan akibat krisis ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa.
"Ada prakiraan permintaan akan semakin lemah karena mendekati akhir tahun dimana perusahaan industri libur panjang dan kondisi itu bisa membuat harga tertekan lagi," katanya.
Harga rata-rata CPO di pasar lokal beberapa pekan ini tinggal di kisaran Rp7.000 hingga Rp8.000 per kg.
"Tetapi meski harga dan volume ekspor turun, devisa dari golongan barang minyak nabati Sumut pada tahun ini masih akan lebih besar dari tahun lalu," katanya. (antara)/EksN
No comments:
Post a Comment