Medan-ORBIT: Permintaan dari tiga konsumen utama
karet alam dunia yakni China, Amerika dan Jepang menurun ternyata
berimbas kepada harga bahan baku tersebut.
Adapan alasan turunnya permintaan dari China karena stok karet di
negara itu masih tinggi. Sementara alasan dari Amerika karena kebijakan
pengetatan mata uang, sedangkan Jepang disebabkan pertumbuhan ekonomi
yang rendah.
Untuk menahan laju penurunan harga, Gabungan Pengusaha Karet
Indonesia (Gapkindo) melalui Asosiasi Pengusaha Karet Indonesia
menginstruksikan penurunan produksi sebesar 10% pada tahun 2014.
Pemerintah merencanakan untuk mengajak Malaysia dan Thailand
menjalankan program Supply Management Scheme (SMS) dengan cara
mempercepat proses replanting dan mengurangi frekuensi panen.
“Dalam waktu dekat, akan ada pembicaraan internal sesama pengusaha
anggota Gapkindo untuk membahas detail teknis pelaksanaan skema
pembatasan produksi untuk menjaga stabilitas harga” kata Edy Irwansyah,
Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumatera Utara depan wartawan di ruang
kerjanya Rabu, 20/11.
Dia juga menambahkan bahwa jadwal implementasi dimulai sejak 2014
hingga waktu yang tak terbatas yang berfungsi untuk menyesuaikan antara
supply and demand
Gapkindo sendiri memiliki anggota sebanyak 40 perusahaan dan 30
diantaranya memiliki Pabrik Pengolahan Karet (PPK) sendiri. Sementara
sisanya hanya memiliki perkebunan dan trader.
Laporan|MY Rahman Siregar
Editor|Irma
http://www.harianorbit.com/2014-produksi-karet-menurun/