| Tanaman Bunga di halaman rumah yg kena abu vulkani G. Sinabung/.Foto : Prabudi G | 
| Abu vulkanik G. Sinabung nempel pakaian yg dijemur | 
"Tadi saya kira hujan, tapi kok 
tiba-tiba mata saya perih seperti kena debu. Saya lihat, jaket saya juga
 sudah putih semua terkena debu," ungkap Arif kepada wartawan koran ini 
tadi malam.  Selain itu, sejumlah warga di kawasan Pancurbatu, Simpang 
Pos, kawasan Ringroad, dan Jalan Sisingamangaraja juga mengaku merasakan
 debu vulkanik Gunung Sinabung.
| Cukup tebal Abu Vulkanik nyasar ke Medan/Foto Prabudi G. | 
"Kami akan memindahkan arah pendaratan 
maupun keberangkatan pesawat dari run way 23 arah pantai, yang 
sebelumnya dari run way 05 arah pegunungan Kabupaten Karo," kata Jamal, 
beberapa waktu lalu .
Pihaknya masih menunggu laporan terakhir
 mengenai arah angin, penyebaran, serta ketinggian debu vulkanik Gunung 
Sinabung dari petugas pemantau cuaca bandara. Jamal mengatakan, letusan 
Sinabung belum terlalu mengganggu penerbangan. Sejumlah pesawat sempat 
tertunda jadwal terbang dan pendaratannya di Kualanamu, tapi bukan 
disebabkan oleh letusan Sinabung. "Masalah teknis saja," katanya.
Di sekitar kaki gunung, lava dan tinggi 
kolam debu tak lagi teramati akibat kabut tebal. Tapi  warga di lima 
desa memilih keluar kampung setelah dihujani batu-batu kecil sebesar 
kerikil.
Menurut keterangan pihak Pengamatan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, batu-batu itu berukuran 0,5-1 centimeter (cm). Kondisi ini yang membuat banyak warga mencari tempat perlindungan di hutan Jalan tembus Karo-Langkat.
"Kami semua dari Kuta Rayat lari hutan 
Jahe, karena sudah lumayan banyak batu yang turun," ujar Star Sembiring,
 staf PPGA Sinabung.
Batu-batu itu menghujani Desa Suka Nalu,
 Sigarang-Garang, Kuta Tonggal, Kuta Rayat dan Kuta Gugung (Lau 
Kawar).Warga yang kocar-kacir karena berlari di tengah hujan merasa 
khawatir kalau erupsi kemarin berpotensi dahsyat.
Apalagi catatan yang ada di PPGA 
Sinabung, Desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat, getaran erupsi 
terasa kuat hingga radius 8 kilometer(km) selama dua menit, dan 
amplitudo letusan terasa selama 3 menit. Hingga Sabtu (23/11) malam 
belum ada laporan soal korban dalam peristiwa erupsi yang terjadi di 
tengah hujan dan kabut tebal itu.
Sebelumnya pada siang harinya, hujan 
deras yang mengguyur sekitar kawasan Gunung Sinabung menyebabkan 
tumpukan lahar dingin di Desa Sukameriah, Kecamatan Payung mencapai 
ketebalan 20-50 cm.
Petugas PPGA Sinabung Pusat Vulkanologi 
dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gang Kayu Bakar, Desa Ndokum 
Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Ahmad Nabawi membenarkan adanya aliran 
lahar dingin tersebut.
Sesuai penuturannya, banjir lahar dingin
 di Desa Sukameriah terjadi mulai pukul 12.53 WIB  hingga 13.29 WIB. 
Aliran menumpuk pada aliran lama sekitar 2,5 km dari puncak.
Akibatnya, jalan tembus Desa 
Gurukinayan-Sukameriah ditutup oleh pihak muspika setempat, karena 
merupakan kawasan rawan lahar dingin dan awan panas tersebut kembali 
digenangi aliran lahar yang dibawa air hujan dari puncak Sinabung.
Sebelumnya, lahar dingin juga turun ke 
areal perladangan dan mendekati pemukiman warga. Dampak luasnya, 
sejumlah areal pertanian penduduk yang ditinggal mengungsi rusak 
diterjang air bercampur material gunung seminggu lalu.
Lahar dingin sendiri diketahui menerjang
 deras mulai pukul 13.30 wib, itu diketahui tak lama setelah hujan deras
 mengguyur hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Karo, termasuk 
sekitar gunung api Sinabung.
Menurut Kalvin, warga Desa Kuta Gugung, 
Kecamatan Naman Teran, air yang datang bercampur material debu dan 
bebatuan hingga menyebabkan air berwarna kecoklatan disertai lumpur dan 
batu kerikil mengaliri lahan pertaniannya yang berisi berisi tanaman 
tomat, kol dan cabai seluas 1 ha rusak terbawa arus lahar dingin.
"Jika tanaman terkena lahar dingin, bisa
 mnyebabkan mati gadis (mati muda), karena daunnya langsung layu dan 
kering, seperti tanaman cabai yang biasanya bisa dipanen berkali-kali, 
kini terancam gagal panen akibat lahar dingin ini," ujarnya.
Situasi tak beda juga terlihat di Desa 
Guru Kinayan. Walaupun tidak sebesar semalam, tetapi lahar dingin yang 
hadir Sabtu lalu membawa material yang kemarin tertahan.
Hal ini menjadikan tekanan banjir 
dirasakan cukup besar. Di daerah ini, banjir lahar dingin bahkan sudah 
mendekati pemukiman warga, walau demikian pada kedua Desa ini tidak 
ditemukan adanya korban jiwa karena penduduk rata rata telah diungsikan 
sebelumnya.
Lahar dingin untuk kali pertama juga 
terjadi di Desa Suka Meriah dan Guru KInayan. Dimana lahar juga 
melintasi hingga Sungai Kite Kambing, Desa Selandi Baru Kecamatan 
Payung.
Ini terjadi setelah hujan lebat dalam 
beberapa hari ini mengguyur kawasan sekitar gunung api Sinabung, 
sehingga material vulkanik yang berada di atas dibawa semuanya melintasi
 jalur sungai.
Sementara itu, situasi terkini kondisi 
gunung Sinabung hingga Sabtu (23/11) mulai pukul 00.00 sampai pukul 
12.00 Wib terjadi sebanyak 27 kali gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan 
amplitude maximum 5-94 milimeter (mm), serta dua kali gempa tektonik 
jauh dengan amplitude maximum 0,5 mm.
"Menurut pengamatan kita secara visual, 
cuaca cerah-mendung di kawasan sekitar Gunung, angin bergerak perlahan 
ke arah timur, suhu udara 17 -24 celcius dan teramati asap putih dengan 
ketebalan 70 meter," terang Ahmad.
Sementara itu, mengingat masih tingginya
 aktifitas kegempaan di Sinabung, status Tanggap Darurat Erupsi 
diperpanjang hingga 30 Novembermendatang. Ini artinya, Pemkab Karo telah
 tiga kali memperpanjang masa darurat.
Penegasan perpanjangan tanggap darurat 
disampaikan Koordinator Media Centre Tim Tanggap Darurat Erupsi 
Sinabung, Jhonson Tarigan. Disebutkannya, seminggu ini terjadi 
peningkatan aktifitas ketinggian semburan material gunung api Sinabung.
Tercatat, ada dua kali yang paling 
diingat public, yakni gunung ini untuk tahun 2013 mengeluarkan erupsi 
terbesar. Itu berlangsung, Senin (18/11), dimana material vulkanik 
setinggi 8 kilometer yang disemburkan terlihat hingga kota Binjai, 
Deliserdang, Medan, dan Langkat ini telah memutihkan Kecamatan Tiga 
Nderket Kab Karo.
Tercatat, tinggi kolom debu Sinabung 
sejak mulai ditetapkan berstatus Siaga pada 3 November lalu hanya 
setinggi 7.000 meter. Namun, tidak pada pagi kemarin, suara gemuruh yang
 terdengar sepanjang diniharinya akhirnya ditutup dengan erupsi yang 
berlangsung selama 32 menit.
Kedua terjadi seharinya, Selasa (19/11) 
malam pukul 21.55 WIB. Pada erupsi itu Sinabung melontarkan debu 
setinggi 10 km yang mengarah ke barat, barat daya dan selatan. Sedangkan
 awan panas meluncur 500 meter ke tenggara. Hingga terakhir, belum 
ditemukan adanya korban atas letusan bergetaran sejauh 15 km itu.
Erupsi. menurut Petugas PPGA Sinabung 
itu, terjadi dengan diawali adanya kilatan petir di puncak, baru 
kemudian diikuti dengan erupsi bergetaran tinggi.
Getaran yang cukup kuat itu bahkan 
terasa hingga Berastagi yang berada di radius 16 km dari kawah aktif 
Sinabung. Dari catatan yang ada di PPGA Sinabung, getaran kuat itu 
berlangsung selama 3 menit, hingga kemudian erupsi berlangsung cukup 
lama sekitar 43 menit disertai lontaran pijar.
Kondisi kondisi ini dan ditambah belum 
adanya rekomendasi penurunan status dari PPGA Sinabung PVMBG terang 
Wakil Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Sinabung, Ronda Tarigan adalah 
alasan yang paling mendasar kenapa masa darurat diperpanjang.
Masa Tanggap Darurat Sinabung sendiri 
sudah mulai dilaksanakan mulai 3 November lalu, darisana terus 
diperpanjang setiap satu minggu sekali. Kini sesuai keterangan, terdapat
 9 desa yang warganya diungsikan ke beberapa lokasi pengungsian yang 
tersebar di Tiga Nderket, Payung, Kabanjahe dan Berastagi. (riz/nng/smg)
Hujan Abu, Pengunjung Merdeka Walk Panik
| 
Tribun Medan / Arifin 
HUJAN DEBU - 
Pengendara sepeda motor terlihat menutup mulutnya dengan baju saat 
berkendara. Hal ini dikarenakan, malam ini, debu menjadi pemandangan di 
Kota Medan. | 
MEDAN - Hujan abu yang melanda Kota Medan, Sabtu (23/11/2013) malam sekitar pukul 23.00 WIB mengundang kepanikan masyarakat Medan. Seperti masyarakat yang sedang berada di Merdeka Walk, Lapangan Merdeka Medan.
Masyarakat yang sedang menghabiskan waktu weekendnya bersama keluarga tiba-tiba panik karena hujan abu yang berasal dari meletusnya Gunung Sinabung.
Anita yang sedang menikmati makan malam di salah satu restaurant cepat saji yang ada Merdeka Walk tiba-tiba menghentikan aktifitasnya karena abu tersebut.
"Ia tadi lagi makan, terus ada yang bilang ada abu, terus pas saya lihat kebaju suami saya kok banyak abu, ternyata benar,"katanya saat ditemui www.tribun-medan.com.
Pantauan www.tribun-medan.com, kendaraan yang parkir di Merdeka Walk tersebut sudah dipenuhi abu. Tidak hanya kendaran, kursi-kursi yang terdapat di Merdeka Walk milik restaurant yang ada ditempat tersebut juga tak luput dari abu tersebut.
(Cr3/tribun-medan.com)
Debu Sinabung Sampai ke Belawan
Hingga siang ini, debu vulkanik akibat erupsi Gunung Sinabung masih turun. Debu vulkanik ini bahkan sampai ke kawasan Belawan, Minggu (24/11/2013).
Hujan abu yang melanda Kota Medan, Sabtu (23/11/2013) malam sekitar pukul 23.00 WIB sempat mengundang kepanikan masyarakat Medan.
Ria Hajariah, seorang warga Belawan heran menyadari pekarangan rumahnya penuh debu.
“Aku bingung kok banyak kali debu putih di halaman rumah. Barulah aku sadar, mungkin ini debu vulkanik dari Sinabung,” ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Putra, warga Marelan. Ia mengatakan sepeda motornya yang diletakkan di halaman pagi tadi, saat siang ini kembali berdebu.
“Berarti sampai saat ini debunya masih berterbangan,” ujarnya.
(zli/tribun-medan.com)

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
