Rafel
menjelaskan keistimewaan serta keunggulan teh produk PTPN VII Unit
Usaha Pagaralam adalah pada rasa dan aroma teh yang unik dan khas.
Kekhasan itu diperoleh tidak lain karena letak geografis kebun teh yang
berada pada ketinggian rata-rata 1.500 m di atas permukaan laut, yang
merupakan dataran tertinggi di Sumatera Selatan.
“Sama seperti pada umumnya kebun-kebun teh di Negeri Sakura Jepang,
kebun teh kami terletak tepat di sisi timur Gunung Dempo, yang tentu
saja memberikan suplai sinar matahari pagi yang cukup untuk pertumbuhan
kebun teh kami,” katanya.
Dalam upaya menciptakan produk yang memenuhi kriteria food grade, PTPN
VII menerapkan teknologi dengan memperhatikan prinsip-prinsip hygiene.
Juga didukung oleh peralatan full automatic processing
serta konsultan produk berpengalaman dari India, sehingga menjamin mutu
produk terjaga dan bisa memenuhi selera serta memberikan kepuasan
konsumen. Beberapa produk CTC yang ada antara lain mutu I yakni BP, PF,
Dust I dan untuk mutu II yakni Dust II.
Rafel menjelaskan kebun dan pabrik teh Unit Usaha Pagaralam di Sumatera
Selatan merupakan pabrik peninggalan Belanda yang dibangun tahun 1929.
“Kami tidak hanya mewarisi kebun dan pabrik, tetapi juga mewarisi
kekhasan teh klasik yang disebut sebagai teh orthodox.
Pengembangan produk klasik pun terus kami lakukan hingga kami
mendapatkan produk teh high class performance dengan citarasa klasik
yang kami beri nama Teh Orthodox Premium,” jelasnya.
Yang menarik bahwa di samping sebagai agroindustri, kebun teh Pagaralam
juga menjadi tujuan agrowisata baik bagi wisatawan asing maupun
domestik. Kebun teh Pagaralam seluas sekitar 1.500 ha dengan produksi
rata-rata 3 ton teh kering setiap bulan.
Namun, selama ini teh Gunung Dempo pada umumnya hanya dijadikan blending component dan bahkan hanya jadi filler
produk teh yang dijual dengan merek lain, sehingga tak pernah dikenal
publik. “Untuk masuk ke pamasaran global memang berat, tapi harus
dimulai sejak sekarang jika menginginkan dikenal konsumen dan memperoleh
harga bersaing,” katanya.
Pada kesempatan itu, dilaksanakan juga diskusi oleh konsultan teh PTPN VII dari India, Mr. Sanjaya Sharma dengan para stakeholders,
diantaranya P.M.T Padakeasa, Agropangan/Sosro, PT. KPBN, PT. LES, PT.
TEA, PT. Indocemak INT, Rajawali, Yoosuf Akbani, ST CV dir, ST CLISIR,
Drassco Forset Int’L, PT Unilever Indonesia, dan PT Panca Rasa.
Hadir pada acara tersebut Direktur Renbang PTPN VII (Persero) Rafael
P.Sibagariang, Direktur Keuangan Agoes Riyanto, Sekretaris Perusahaan
Sonny Soediastanto, Kepala Bagian Pengolahan, Direktur Operasional
PT.KPBN Iman Bimantara Muin dan para pembeli teh. (humas ptpn 7)