Menejer operasional Forum Kakao Aceh (FKA) Azmil Umur di Banda  Aceh,  mengatakan membaiknya cuaca dan penjualan komoditas kakao di  negara penghasil utama kakao yakni Afrika mengakibatkan harganya turun  dari Rp18.900/Kg menjadi Rp18.750/Kg di pasaran. 
"Artinya penurunan harga yang terjadi di pasar internasional juga  ikut mempengaruhi harga beli komoditas itu di tingkat petani di Aceh,"  katanya. 
Ia mengatakan dalam beberapa hari terakhir harga biji kakao kering  di pasar lokal, nasional dan internasional masih terjadi naik turun  menyusul adanya kekhawatiran investor untuk membeli komoditas itu di  pasaran. 
Azmil mengatakan secara umum permintaan komoditas kakao i pasaran  memasuki awal bulan Maret tahun 2012 masih tetap stabil, meski terjadi  penurunan harga di pasaran. 
Dijelaskannya, salah satu komoditas unggulan asal provinsi  berpenduduk sekitar 4,6 juta jiwa itu banyak di ekspor ke negara-negara  konsumen kakao seperti kawasan Eropa dan Amerika Serikat. 
Azmil menambahkan, persediaan kakao yang ada ditingkat petani di  daerah sentra produksi kakao di Provinsi Aceh masih cukup untuk memenuhi  permintaan pasar lokal, nasional dan internasional. 
"Persediaan biji kakao kering yang ada di petani kami perkirakan cukup untuk memenuhi permintaan konsumen di pasaran, katanya. 
Provinsi Aceh memiliki lahan kakao produktif sekitar 70 ribu  hektare dengan rata-rata produksi sebanyak 350 kg sampai 400  kg/hektare. 
Adapun luas lahan produktif tersebut tersebar di delapan kabupaten  sentra kakao diantaranya Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh  Timur dan Aceh Tamiang. 
(es/ES/bd-ant)

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment