"Perdagangan di bursa karet Singapura tanggal 20 Maret, harga karet Indonesia jenis SIR 20 untuk pengapalan April ditutup pada harga 3,744 dolar AS per kilogram (kg) dari pekan lalu (13/3) yang untuk periode sama masih sebesar 3,813 dolar AS per kg," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah, di Medan, Rabu.
Harga yang menurun di pasar bursa itu langsung mempengaruhi harga bokar di pabrikan lokal menjadi Rp29.100,00-Rp31.100,00 per kg dari pekan lalu yang masih di kisaran Rp29.700,00-Rp31.700,00 per kg.
Padahal, pasokan bokar di dalam negeri termasuk Sumut masih ketat akibat musim kering atau gugur daun.
Menurut dia, tren melemahnya harga di pasar internaisonal dipicu sedikit melemahnya permintaan setelah sebelumnya cukup kuat khususnya dari China.
"Meski melemah, harga karet diduga naik lagi dimana indikasinya terlihat dari perdagangan di bursa Singapura yang untuk pengapalan Mei dan bulan seterusnya tren menguat," katanya.
Untuk Mei misalnya, harga ditutup naik dari April atau mencapai 3,750 dolar AS dan September menjadi 3,783 dolar AS.
Pedagang karet Sumut, M Harahap, menyebutkan, harga jual bokar yang turun di pabrikan langsung juga berdampak ke petani.
Tetapi, harga di petani tidak bisa terlalu ditekan karena pasokan sangat ketat.
Harga di petani, kata dia, turun sedikit atau di kisaran Rp16.000,00-Rp18.000,00 per kg dari sempat Rp 19ribuan per kg.
(es/ES/bd-ant)
No comments:
Post a Comment