Belawan. Komoditas tembakau deli yang  kini dijadikan sebagai tanaman heritage (warisan sejarah) menghilang  dari barisan ekspor Sumatera Utara (Sumut) melalui terminal peti kemas  Belawan International Container Terminal (BICT).
Hal ini setidaknya dapat  dilihat selama kurun waktu Januari-Februari 2012. Selama kurun waktu  ini komoditas tembakau deli  yang sudah menjadi ikon Sumut tidak turut  lagi memperkuat barisan ekspor Sumut yang dikapalkan melalui terminal  peti kemas terkemuka di luar Pulau Jawa itu.
Asisten Manajer  Hukum dan Humas Pelindo I BICT H Suratman SSos kepada MedanBisnis, Rabu  (14/3) mengatakan, sejak tahun 2010 keberadaan tembakau deli dalam  barisan ekspor Sumut melalui terminal peti kemas BICT sudah  memprihatinkan. Sepanjang 2010, kata H Suratman, aktivitas ekspor  tembakau deli yang sebelumnya merupakan komoditas ekspor unggulan Sumut  melalui terminal peti kemas BICT nihil.
Memasuki dekade 2011,  jelas H Suratman, komoditas tembakau deli muncul kembali dalam barisan  ekspor Sumut yang dikapalkan melalui terminal peti kemas BICT ke  mancanegara dengan volume 239 ton. Ekspor dimulai sejak April-Desember.
Namun  memasuki dua bulan pertama tahun 2012, ujar H Suratman, komoditas  tembakau deli menghilang kembali dari barisan ekspor Sumut melalui  terminal peti kemas BICT.
Berbeda dengan ekspor, aktivitas impor  tembakau melalui terminal peti kemas BICT terus berlangsung. Kendati  volume impornya berfluktuasi, namun importasi tembakau ke Sumut tiga  tahun terakhir lewat BICT rutin dilakukan.
Menurut H Suratman,  selama 2009 Sumut mengimpor 16.031 ton tembakau melalui terminal peti  kemas BICT. Kemudian tahun 2010 naik sekitar sekitar 10,11% menjadi  17.625 ton. Namun sepanjang 2011 impornya anjlok sekitar 41,85% yakni  menjadi 10.263 ton.
Memasuki dua bulan pertama tahun ini, ujar  Suratman, aktivitas impor tembakau melalui terminal peti kemas BICT  kembali turun sekitar 67,54% yakni dari 2.699 ton pada dekade 2011  menjadi 876 ton.
Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PTPN2 Bhatara  Moeda Nasution mengatakan, produksi tembakau deli terus menurun dan  sangat sulit untuk dilakukan peningkatan produksi, namun dikarenakan  tembakau deli sudah menjadi ikon Sumut, maka komoditas ini akan tetap  dipertahankan dan dijadikan tanaman heritage. (wismar simanjuntak)/MB

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment