MEDAN: Harga minyak sawit mentah atau "crude palm oil" di pasar lokal pekan ini terus turun hingga menjadi Rp9.209 per kilogram, mengikuti harga perdagangan di pasar bursa luar negeri yang juga menunjukan tren melemah.
"Pada 19 Maret 2012 harga CPO untuk pengapalan April 2012 ditutup 1.147, 50 dolar AS per ton dari 9 Maret 2012 yang masih 1.162, 50 dolar AS," kata Wakil Ketua I Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, di Medan, Jumat 23 Maret 2012.
"Jadi tidak heran kalau harga CPO di lelang Kantor Pemasaran Bersama (KPB) dan PT.Perkebunan Nusantara (PTPN) turun juga menjadi Rp9.209 per kilogram dari Rp9.473," ujarnya.
Dia membantah bahw penurunan harga karena adanya protes atau ancaman penolakan pembelian dari Amerika Serikat (AS).
"Pasar AS tidak terlalu besar. Ekspor terbesar CPO dunia ke India, China dan Eropa,"katanya.
Penurunan harga disebabkan beberapa faktor seperti harga minyak mentah dan situasi permintaan di pasar dan produksi minyak nabati.
"Meski ada tren menurun, tetapi diduga harga akan naik lagi,"katanya.
Prakiraan harga akan menguat selain karena permintaan diperhitungkan naik lagi sementara pasokan masih belum banyak juga.
Dugaan permintaan akan naik juga terlihat dari tetap tingginya pembelian CPO di pasar lokal.
Harga CPO yang di atas 1.100 dolar AS per ton juga dinilai cukup mahal karena prakiraan harga rata-rata komoditas itu tahun 2012 hanya sebesar 1.050 dolar AS dari 2011 yang di kisaran 1.100 dolar AS per ton.
Menyoal tentang, embargo CPO Indonesia oleh AS, menurut Derom, tetap diduga kuat karena menyangkut persaingan dagang dengan minyak kedele.
Departemen Pertanian dan Perdagangan AS akan membuat ketentuan syarat emisi CPO untuk biodiesel minimal 20 persen yang dihitung sejak pembukaan areal perkebunan hingga menjadi proses terjadinya minyak sawit mentah.
Ketua Asosiasi Petani kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Anizar Simanjuntak, mengatakan, pemerintah memang harus memprotes bahkan harus siap memboikot negara lain yang menyudutkan CPO nasional.
"Sebagai salah satu negara penghasil utama CPO dunia, Indonesia harus mempunyai keberanian untuk marah kalau terus-terusan diancam embargo,"katanya.
Apkasindo siap membantu pemerintah untuk mengklarifikasi tudingan yang tidak benar atas CPO Indonesia mengingat sebagian besar lahan sawit nasional dimiliki petani, katanya.(Antara) Eksp
No comments:
Post a Comment