Medan. PTPN2 mengungkapkan, komoditas  tembakau deli yang dulunya menjadi salah satu andalan produk perusahaan  plat merah tersebut sudah tidak ekonomis lagi. Karena itu, komoditas  yang sudah menjadi ikon Sumut tersebut hanya akan dijadikan sebagai  warisan sejarah (heritage) saja.
Hal ini terungkap saat  rapat dengar pendapat (RDP) Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah  (DPRD) Sumatera Utara ( Sumut) dengan PTPN2, di Gedung DPRD Sumut, Jalan  Imam Bonjol Medan, Selasa (13/3). "Produksinya terus menurun dan sangat  sulit untuk dilakukan peningkatan produksi, namun dikarenakan tembakau  deli sudah menjadi ikon Sumut, maka komoditas ini akan kami pertahankan  dan dijadikan tanaman heritage," kata Direktur Utama (Dirut) PTPN2  Bhatara Moeda Nasution, dalam rapat tersebut.
Dikatakannya,  produksi tembakau deli yang dulunya sempat mencapai 30.000 bal per  tahun, saat ini hanya di kisaran 1.500-2.000 bal per tahun. Selain  produksi yang terus menurun, katanya, pasar ekspor yang selama ini  menjadi andalan yakni negara-negara Eropa sudah tidak begitu baik untuk  tembakau deli. Hal ini seiring dengan semakin ketatnya persaingan pasar  tembakau dunia dan sulitnya memenuhi kebutuhan yang jauh di atas  kuantitas produksi.
"Setidaknya ada dua hal yang menjadikan  tembakau deli sulit untuk dikembangkan sehingga sulit dijadikan sebagai  komoditas bisnis yang memberikan nilai ekonomis. Yakni, ketersediaan  sumber daya alam yang terus menurun dan ceruk pasar luar negeri yang  semakin menyempit," ungkap Bhatara.
Di sisi lain, katanya,  keberadaan tembakau deli juga telah menjadi komoditas hayati yang harus  tetap dilestarikan. Karena itu, katanya, PTPN2 memiliki tugas dan  kewajiban untuk melestarikan komoditas ini meskipun sudah tidak  memungkinkan untuk ditingkatkan produksinya. "Kami akan tetap  pertahankan tembakau deli, setidaknya untuk heritage tadi," tambahnya.
Dalam  pemaparannya, Bhatara mengungkapkan, volume penjualan tembakau oleh  PTPN2 terus mengalami penurunan sejak tahun 2007. Pada tahun 2007 volume  penjualan mencapai 304 ton, kemudian turun menjadi 274 ton pada tahun  2008, dan turun lagi menjadi 219 ton pada tahun 2009 serta masing-masing  186 ton dan 180 ton pada tahun 2010 dan 2011. Namun demikian, pada  tahun 2012, PTPN2 menargetkan volume penjualan mencapai 208 ton. 
Komisi  B DPRD Sumut, dalam kesimpulan rapat yang disampaikan Sekretaris Komisi  B DPRD Sumut M Nuh sendiri mengingatkan PTPN2, agar tetap menjaga  ketersediaan komoditas tembakau deli. Karena itu, hendaknya  dipertahanankan dan tetap menjadi ikon kebanggaan Sumut seperti ketika  kejayaan produksi tembakau deli tersebut di masa lampau. (herman saleh) bersumber medanbisnis

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment