Minum teh, bagi kalangan muda, kerap dianggap ”kurang gaul”. Padahal, segudang manfaat bisa didapat dari menyeruput minuman tersebut secara rutin.
Siapa saja tentu pernah merasakan minuman teh.Produk teh murni atau yang sudah dimixdengan bahan lain,bisa dengan mudah didapat di pasaran. Atau Anda lebih suka menyeduhnya sendiri di rumah? Produk teh celup atau teh seduh juga bukan barang langka alias gampang diperoleh. Tinggal siapkan air matang bersuhu sekitar 90 derajat Celsius,celup atau seduh tehnya, lalu minum.
Kalau mau agak manis dan dingin,bisa ditambah gula dan es batu. Sesimpel itu membuat minuman teh.Tapi,tidak demikian halnya dengan menarik minat generasi muda untuk mau mengonsumsi teh secara rutin, apalagi dijadikan gaya hidup layaknya minuman berjenis kopi ataupun yang bersoda. ”Rutinitas sehari-hari yang cukup padat dan waktu yang berjalan serbacepat membuat generasi sekarang tidak sabar untuk membuat tehnya sendiri sehingga pengalaman minum teh terputus hanya di luar rumah. Sebatas menikmati teh dari kemasan atau es teh di kedai teh,”kata pakar teh Ratna Somantri dalam acara bincangbincang bertema Kebiasaan Minum Teh dan Generasi Muda di Jakarta,beberapa waktu lalu. Ratna tak menampik fakta bahwa belakangan banyak orang rela merogoh kocok agak dalam demi mencicipi kopi ataupun flavored drinkyang dianggap lebih mudah didapat, cepat penyajiannya,seksi,stylish, sophisticated,dan modern. Berbeda kondisinya dengan teh, yang acap kali dimaknai sebagai minuman yang membosankan, tidak praktis,terlalu tradisional, dan tidak sophisticated.
”Kalau menilik sejarahnya, teh dulu merupakan minuman kaum raja dan bangsawan. Orang biasa tidak bisa minum. Jadi,teh sebenarnya minuman high class,”imbuh pendiri komunitas pencinta teh itu. Creative designermuda yang juga penikmat teh Leonard Theosabrata menduga,kurangnya minat anak muda dalam menikmati teh bisa jadi disebabkan latar belakang kemunculan minuman teh itu sendiri. Kita tahu,teh memiliki latar sejarah yang sangat panjang, yang dimulai pada 5.000 tahun lalu.”Di mata anak muda,sejarah itu seperti sesuatu yang njelimet.Unsur pop culture-nya seakan tidak ada.Jadi,tidak bisa masuk ke kalangan anak muda,”kata Leonard. Minuman teh memang memiliki cerita yang tidak pendek.Belum lagi budaya serta tata cara minum teh di sejumlah negara cukup kompleks dan ribet.Ambil contoh upacara minum teh di Jepang yang disebut chanoyu.
Dari peralatan minum hingga busana yang dikenakan,semua harus diterapkan sesuai aturan.Sama seperti tradisi gong fu chadi China,yang kerap menerapkan alat minum yang berbeda-beda. ”Pada abad keenam,teh berevolusi dari obat menjadi minuman para bangsawan.Dari China,teh lalu dibawa ke Jepang, kemudian sampai di Eropa.Baik di China,Jepang,maupun Eropa, teh merupakan minuman para raja,”ungkap Ratna.
Ratna menambahkan,menurut cerita legenda,teh pertama kali ditemukan di China secara tidak sengaja oleh seorang kaisar bernama Shen Nung.Shen Nung merupakan ahli masalah jamu yang selalu mengeksplorasi khasiat tumbuhan bagi kesehatan.”Saat sedang merebus air,daun teh masuk ke dalamnya.Setelah diminum,air rebusan berisi daun teh tadi ternyata membuat badannya segar.Sejak itulah teh mulai dijadikan obat.Dalam kurun waktu beberapa ribu tahun pertama, teh memang dibuat sebagai obat.
Hanya,kemudian teh berevolusi menjadi minuman. Agar bisa dirasakan khasiatnya, minum teh minimal empat kali sehari,” kata Ratna. Ada banyak, bahkan ribuan jenis teh di dunia.Beberapa di antaranya adalah teh hitam,teh hijau,teh oolong,teh putih,pu erh,dan teh kuning.Dua jenis teh yang disebut paling akhir,kata Ratna,hanya ada di China. Sementara,untuk teh jenis pu erh,bisa dibilang mirip wine. Semakin tua umur,harganya semakin mahal dan rasanya lebih enak. ”Teh itu rasanya memang enak,tidak pahit.Kalau ada yang berasa pahit,itu mungkin karena kualitas daun tehnya tidak bagus,bukan berasal dari pucuk.Atau bisa juga karena salah seduh.
Teh dicelup berkali-kali hingga berwarna pekat juga tidak enak.Untuk teh hijau,seduh dengan air yang tidak terlalu panas,”kata Ratna. Adapun teh celup,menurut Ratna,merupakan penemuan besar dalam sejarah perkembangan teh.Teh yang dikemas dalam kantong ini ditemukan oleh pedagang teh dan kopi asal Amerika Serikat,Thomas Sullivan,pada 1904.
titi s apridawaty
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/477234/
No comments:
Post a Comment