JAMBI : Hingga saat  ini luas kebun kelapa sawit di Provinsi Jambi mencapai 515.300 hektare  dengan komposisi tanaman belum menghasilkan 119.443 hektare,  menghasilkan 391.744 hektare dan tanaman tua/rusak seluas 4.113 hektare.
Kepala  Dinas Pertanian Provinsi Jambi Tagor Mulya Nasution di jambi, Rabu, 21  Maret 2012 mengatakan, Provinsi Jambi merupakan salah satu provinsi  penghasil kelapa sawit di Indonesia, yang telah memberikan kontribusi  nyata bagi petani dengan menyumbangkan devisa mencapai triliunan rupiah  pertahun.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi  diperkirakan telah dimulai pada tahun 60-an, pengusahaan perkebunan  kelapa sawit mulai diusahakan oleh PTPN tahun 1993/1994 dengan sistem  Pola Inti Rakyat (PIR) di Kecamatan Sungai Bahar, Buntut, Sungai  Merkanding dan Tanjung Lebar.
Selanjutnya perusahaan swasta juga  termotivasi untuk menginvestasikan modalnya di bidang perkebunan kelapa  sawit, sehingga luas kebun kelapa sawit di Jambi terus bertambah hingga  mencapai 515.300 hektare.
Namun demikian, ada beberapa  permasalahan yang dihadapi petani sawit antara lain terbatasnya  penggunaan benih unggul, sarana dan prasarana serta infrastruktur yang  kurang memadai, penyediaan pupuk yang belum optimal dan terbatasnya  kemampuan petani untuk meremajakan kebun sawitnya.
Saat ini  lokasi pengembangan kelapa sawit telah memasuki masa peremajaan pada  tanaman yang telah berumur lebih dari 25 tahun dengan produktivitas  rata-rata kurang dari 12 ton/hektare/tahun, secara ekonomis tidak lagi  menguntungkan.
Berdasarkan pendataan sementara, diperkirakan  mulai 2011 sampai 2013 kebun plasma sawit PTPN VI yang harus segera  diremajakan seluas 12.384 hektare, sedangkan kebun plasma perusahaan  swasta diperkirakan akan memasuki usia peremajaan mulai tahun 2012-2015  seluas 4.113 hektare.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut,  pemerintah telah mengambil langkah-langkah antara lain memberikan  bantuan bibit bersubsidi dengan harga Rp12.500/batang yang pendanaannya  dari APBD Provinsi Jambi dan APBN.
Selain itu, mengganti bibit  kelapa sawit tidak bersertifikat dengan bibit bersertifikat,  pendanaannya dari APBN, tahun 2011 disalurkan sebanyak 75.000 batang dan  tahun ini akan disalurkan 150.000 batang untuk seribu hektare.
Petani  juga diajak melakukan peremajaan kebun dengan pola tumpang sari jagung,  timun dan kacang-kacangan seluas 20 hektare di Desa Mekar Sari Makmur  dan Desa Marga Mulya Jaya, dan tahun ini dilanjutkan untuk 20 hektare di  Desa Suka Makmur.
Dengan semakin bertambahnya tanaman kelapa  sawit tua, diperlukan upaya percepatan peremajaan, karena itu Dinas  Perkebunan Provinsi Jambi pada 2013 mengusulkan peremajaan kebun seluas  50 hektare melalui dana APBD Provinsi Jambi, kata Tagor.
Sementara  itu, Direktur Utama PTPN VI Jambi-Sumbar Iskandar Sulaiman saat  dikonfirmasi menjelaskan, pihaknya bersedia menjadi afalis sehubungan  dengan program peremajaan kebunan sawit rakyat yang sudah berusia tua,  terutama di Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi yang luasnya  sekitar 22.000 hektar.
"Kami sudah menanyakan keinginan petani,  ternyata sebagian besar minta disediakan bibit unggul, artinya  masyarakat telah tumbuh kemampuannya. Namun jika ada petani yang  menginginkan kerja sama, PTPN VI siap untuk membantu," ujarnya.
PTPN  siap menyediakan bibit unggul untuk petani dengan harga Rp22.000 dari  harga di pasaran Rp30.000, artinya ada subsidi, tapi dengan catatan yang  menerima bibit harus pemilik lahan dan ada surat pernyataan yang harus  diketahui camat, karena bibit yang diberikan adalah bibit terbaik.
Iskandar  mencontohkan program peremajaan di kawasan Rimbo Dua yang sudah mampu  menghasilkan sawit sembilan ton/hektar/bulan, karena itu jangan  disalahgunakan.(antara)

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment