BANDARLAMPUNG : PT Gunung Madu Plantations Lampung menargetkan produksi gula sebanyak 179.000 ton pada 2012.
"Target  itu tidak jauh dari produksi gula yang dicapai pada 2011 yakni sebesar  174.790 ton," kata General Manager PT GMP Jimmy Mahshun pada pertemuan  dengan pelaku usaha dan pejabat pemerintah provinsi dan kabupaten/kota  di Bandarlampung, Kamis 22 Maret 2012.
Ia menyebutkan, PT GMP tengah mempersiapkan diri menyongsong musim tebang dan giling ke 35 pada 12 April 2012.
Menurut  dia, produksi gula pada tahun lalu kurang memuaskan akibat anomali  iklim beberapa tahun terakhir sehingga mempengaruhi pencapaian total  produksi gula secara nasional.
Swasembada gula yang beberapa  tahun terakhir menjadi tekad kalangan pergulaan nasional dan juga  pemerintah tetap menjadi target para produsen gula dan terus bekerja  keras untuk memenuhi kebutuhan gula dalam negeri.
Jimmy menjelaskan, dalam indsutri pergulaan nasional, Lampung saat ini sudah diperhitungkan.
"Meski  produk terbesar masih dari Jawa Timur, namum ke depan Lampung memiliki  potensi yang lebih menjanjikan karena masih banyak areal yang dapat  ditanami tebu," kata dia.
Perusahaan gula di Lampung, menurut  dia, telah menguasai teknologi budi daya tebu di lahan kering dan  teknologi pengolahan gula yang jauh lebih maju dibandingkan Jawa.
Bagi  GMP lanjutnya itu merupakan prestasi tersendiri, karena usaha  memelopori indsutri gula di Lampung sejak 1975 sudah menunjukkan  hasilnya.
Di sisi lain lanjut dia, GMP hingga sekarang sudah  melepaskan empat varietas tebu unggul yang sangat cocok untuk wilayah  Lampung.
Produksi gula GMP pun sudah diakui sangat aman di  konsumsi karena sudah memperoleh sertifikat keamanan pangan  internasional HACCP.
Kini di Lampung terdapat enam pabrik gula.  Tumbuhnya industri gula itu memberikan dampak positif bagi daerah  Lampung karena mampu menyerap puluhan ribu tenaga kerja. Selain itu juga  membantu pengembangan desa-desa di sekitarnya. Mengubah lahan-lahan  marjinal menjadi areal tebu rakyat kemitraan, lahirnya pusat-pusat  pertumbuhan ekonomi baru serta memberi kontribusi pajak maupun retribusi  kepada pemerintah.
"Artinya industri yang kami pelopori telah ikut adil dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Lampung," ujarnya.
Ia  menambahkan, GMP mmapu menciptakan image bahwa Lampung prospektif bagi  pengembangan industri gula nasional. Padahal ketika PT GMP memulai usaha  pada 1975 banyak yang meragukan apakah tebu bisa tumbuh di  Lampung.(antara)/Eksp

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment