Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Saturday, November 5, 2011

MEMORIES : Menapak sejarah Tembakau Deli Part -2

TEMBAKAU DELI DALAM INGATAN (Part 2)
Oleh Prabudi Gunawan,ST.SH.

Kontribusi Tjong A Fie dgn perkebunan

Tjong A Fie (1860-1921) adalah seorang pengusaha, bankir dan kapitan yang berasal dari Tiongkok dan sukses membangun bisnis besar dalam bidang perkebunan di Sumatera, karena di tanah Deli, Tjong A Fie menjalin hubungan baik dengan Sultan Deli, Makmoen Al Rasjid Perkasa Alamsyah dan Tuanku Raja Muda sehingga membuka jalan baginya untuk menjalankan usaha.

Sultan memberinya konsesi penyediaan atap daun nipah untuk keperluan perkebunan tembakau untuk pembuatan bangsal. Kerajaan bisnisnya meliputi perkebunan, pabrik minyak kelapa sawit, pabrik gula, bank dan perusahaan kereta api

Tjong A Fie dikenal menjadi orang Tionghoa pertama yang memiliki perkebunan yang sangat luas.[4] Ia mengembangkan usaha perkebunan tembakau di Deli, teh di daerah Bandar Baru, dan Si Bulan, serta perkebunan kelapa.

Perkebunan yang dimilikinya mempekerjakan lebih dari 10.000 orang tenaga kerja dan luas kebunnya mengalahkan luas perkebunan milik Deli Matschapaij yang dirintis oleh Jacobus Nienhuys. Bahkan, ketika itu pemerintah Belanda memberikan 17 kebun kepadanya untuk dikelola.

Di Sumatera Barat, ia menanamkan modalnya di bidang pertambangan di Sawah Lunto, Bukit Tinggi.

Dalam menjalankan bisnisnya, Tjong A Fie selalu mengamalkan 3 hal yakni, jujur, setia dan bersatu. Ia selalu berprinsip "di mana langit dijunjung di situ bumi dipijak". Ia pun membagikan lima persen keuntungannya kepada para pekerjanya.

Ia dikenal pula sebagai pelopor industri perkebunan dan transportasi kereta api pertama di Sumatera Utara, yakni Kereta Api Deli (DSM), yang menghubungkan kota Medan dengan pelabuhan Belawan.
 
Tjong A Fie dikenal sangat berjasa dalam membangun kota Medan yang pada saat itu dinamakan Deli Tua, terutama kawasan pemukiman etnis Tionghoa (Kampung Tionghoa). Ia sangat menghormati warga muslim, bahkan berperan serta dalam mendirikan tempat ibadah yakni Masjid Raya Al-Mashum dan Masjid Gang Bengkok serta ikut merayakan hari-hari besar keagamaan bersama mereka

Beberapa jasanya yg lain dalam usaha mengembangkan kota Medan adalah menyumbangkan menara lonceng untuk Gedung Balai Kota Medan yang lama, pembangunan Istana Maimoon, Gereja Uskup Agung Sugiopranoto, Kuil Buddha di Brayan, kuil Hindu untuk warga India, Batavia Bank, Deli Bank, Jembatan Kebajikan di Jalan Zainul Arifin serta mendirikan rumah sakit Tionghoa pertama di Medan bernama Tjie On Jie Jan. 

 Akhir hayat dan wasiat
Bersama kakaknya Tjong Yong Hian, Tjong A Fie bekerjasama dengan Chang Pi Shih, paman sekaligus konsul Tiongkok di Singapura mendirikan perusahaan kereta api The Chow-Chow & co; Swatow Railyway Co.Ltd. di Tiongkok Selatan, Karena jasanya tersebut mereka berkesempatan bertemu muka dengan Ibu Suri Cixi di Beijing.

Empat bulan sebelum menghembuskan napas terakhir, Tjong A Fie mewasiatkan agar seluruh kekayaannya di Sumatera maupun di luar Sumatera kepada Yayasan Toen Moek Tong yang harus didirikan di Medan dan Sungkow pada saat ia meninggal dunia.Ia menuliskan permintaanya agar yayasan tersebut memberikan bantuan keuangan kepada pemuda berbakat dan berkelakuan baik dan ingin menyelesaikan pendidikannya, tanpa membedakan kebangsaan.

Tjong juga berpesan agar yayasan membantu mereka yang tidak mampu bekerja dengan baik karena cacat serta membantu para korban bencana alam tanpa memandang kebangsaan atau etnis  


cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum