BENGKULU : Para petani kelapa sawit di Bengkulu mengancam
akan telantarkan kebun bila harga buah sawit terus bertahan rendah dan
cendrung lebih jatuh belakangan ini.
"Kalau harga jual sawit
tetap seperti sekarang kami sudah tidak mampu memelihara kebun apalagi
membeli pupuknya," kata seorang petani sawit di kawasan Pondok Kelapa,
Bengkulu Tengah Mujimin, Selasa 1 Januari 2013.
Ia mengatakan,
harga jual sawit pekan lalu sempat naik Rp50 perkilogram, namun kembali
turun Rp650 per kilogram, dengan harga tersebut tidak mencukupi untuk
kebutuhan rumah tangga.
Bila harga sawit tetap rendah ia akan
merubah mata pencarian yaitu menjadi buruh bangunan atau pekerja kasar
sebagai penyadap karet karena kondisi kebun sawit miliknya sudah tidak
terpelihara.
Kebun sawit miliknya sudah ditumbuhi semak belukar
untuk membersihkannya setiap hari mencari nafkah dipasar, sedangkan
tanaman sawit produksinya turus menurun, ujarnya.
Manager Pabrik
PT Palma Mas Sejahtra (PMS) Aswin Kobar mengatakan, pihaknya saat ini
membeli sawit paling tinggi Rp1.020 dari sebelumnya Rp1.080 grade A dan
grade B Rp950, sedangkan harga CPO lokal Rp5.200 per kilogram..
Sementara
kapasitas pabrik hanya 45 ton per jam, sedangkan stok buah sawit
mencapai 300 ton lebih semua lokasi pabrik penuh, tambahnya. Ketua
Gabungan Pengusaha Sawit (GPS) Mukomuko Khairul Siregar mengatakan,
akibat harga buah sawit akhir-akhir ini anjlok banyak petani sawit
terancam masuk daftar warga miskin, terutama yang memiliki kebun dibawah
dua hektare.
Harga signifikan bagi petani itu setelah kembali
pada harga rata-rata di atas Rp1.400 per kilogram, namun untuk
menjangkau harga tersebut masih sulit.
Ia menilai, pada tata
niaga buah kelapa sawit petani di Bengkulu saat ini dominan dikuasai
tengkulak, sehingga sulit pedagang pengumpul untuk menaikan harga beli.
Meskipun
harga buah sawit pada tingkat pabrik sudah mencapai Rp1.020 per
kilogram, namun pada tingkat petani tetap dibawah Rp700 per kilogram
bahkan setiap hari terjadi fluktuasi.
Dengan harga fluktuasi itu
membingungkan petani karena mereka sangat berharap harga sawit itu akan
naik menjelang Natal dan Tahun Baru 2013, ujarnya.(antara)