Menteri BUMN Dahlan Iskan (ANTARA) |
Tahun 2013,
bagi BUMN tetap saja tahun plus-minus. Harga sawit, karet, dan hasil
tambang masih belum akan membaik. Perusahaan-perusahaan BUMN di sektor
sektor komoditi primer ini masih akan berat.
Padahal
sektor ini sangat besar di BUMN. Tapi begitulah komoditi: punya siklus
naik-turunnya sendiri. Tapi dibilang terlalu berat juga tidak. Hanya
saja tidak lagi bisa diandalkan untuk memupuk pundi-pundi dividen.
Yang
masih akan terus hebat adalah sektor perbankan, industri semen, dan
telekomunikasi. Program Bank Mandiri untuk menyatu dengan Taspen dan Pos
Indonesia akan menandai perkembangan bank itu di tahun 2013.
Bahkan
kalau ada langkah lebih radikal dari itu pun akan didukung. Demikian
juga Bank Rakyat Indonesia. Beberapa aksi korporasi besarnya akan
dilakukan tahun 2013. Dua bank ini memiliki dukungan teknologi yang
sangat kuat.
Sektor telekomunikasi juga terus
didorong untuk melakukan ekspansi, termasuk ke luar negeri. PT Telkom
Indonesia dengan anak bongsornya, PT Telkomsel, kini memiliki kemampuan
yang luar biasa untuk bisa diandalkan.
Demikian
juga industri semen. PT Semen Indonesia sudah resmi berdiri minggu
lalu. Dengan demikian PT Semen Gresik, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa
dan PT Thang Long Vietnam kini menjadi anak perusahaan PT Semen
Indonesia.
Di sektor layanan publik tahun 2013
juga memiliki arti khusus. PT Pupuk Indonesia yang merupakan induk dari
PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Sriwijaya, PT Pupuk Kujang, dan PT Petrokimia
Gresik melakukan perubahan besar di bidang sistem pendistribusian pupuk.
PT Pupuk Indonesia melakukan rayonisasi tanggung jawab penyaluran
pupuk.
Masing-masing anak perusahaan mempunyai
wilayah tanggung jawab sendiri-sendiri. Tidak seperti dulu, pupuk dari
satu pabrik bisa ke daerah mana pun. Akhirnya terjadi saling serang,
saling tumpang tindih, dan saling salah-menyalahkan.
Dulu,
bisa saja di suatu daerah pupuknya berasal dari berbagai pabrik.
Padahal semua pabrik itu BUMN. Namun dengan kendali holding sekarang
ini, pembagian wilayah bisa dilakukan.
Di libur
hari Natal pekan lalu, saya melakukan pengecekan ke kios-kios pupuk di
daerah Sleman. Saya sengaja berkunjung diam-diam, tidak memberi tahu
lebih dulu dan tidak didampingi staf.
Saya
ingin mengecek langsung apakah rayonisasi tanggung jawab penyaluran
pupuk tersebut bisa berjalan baik. Mumpung hari-hari ini adalah
hari-hari petani sangat memerlukan pupuk.
Hasil rayonisasi ini sangat baik. Tidak ada lagi penimbunan pupuk di satu daerah dan kekurangan pupuk di daerah lain.
“Sekarang
tidak ada lagi pupuk selundupan,” ujar pemilik kios pupuk di desa
Krapyak, Sleman. Dia sendiri tidak berani menyelundupkan pupuknya ke
desa lain. “Takut izin saya dicabut oleh Pupuk Indonesia,” ujarnya.
Saya
sangat menghargai ide rayonisasi tanggung jawab penyaluran pupuk ini.
Dengan rayonisasi ini, bisa jelas diketahui siapa yang bersalah.
Misalnya
bila terjadi kelangkaan pupuk di suatu daerah. Para tengkulak yang
selama ini mendapat keuntungan dari penimbunan pupuk memang akan
kehilangan obyekan.
PT Kereta Api Indonesia (PT
KAI), tahun 2013 juga masih akan jadi sorotan. Bahkan sorotan itu
kemungkinan akan lebih keras. Ini karena di tahun 2013, PT KAI mulai
melakukan pembenahan KRL di Jabodetabek. Di KRL ini, setiap perubahan
akan menimbulkan kebisingan yang luar biasa.
Saya
sangat terkesan dengan strategi pembenahan PT KAI ini. Dua tahun
terakhir ini fokus pembenahan KAI adalah untuk kereta api rute jarak
jauh. Bukan KRL.
Memang KRL dibenahi juga,
tapi tidak sehabis-habisan pembenahan kereta api jarak jauh. Mengapa?
Begitulah memang strateginya. Bagi yang ingin belajar mengenai strategi
manajemen baik juga diceritakan di sini.
Bagi
manajemen yang biasa-biasa saja, tentu akan langsung membenahi KRL dulu.
Dengan membenahi KRL, direksinya akan cepat mendapat pujian dan
terhindar dari segala caci-maki. Tapi direksi PT KAI tidak tergoda dan
tidak tergiur oleh pikiran jangka pendek seperti itu.
Direksi
PT KAI pilih membenahi dulu rute jarak jauh. Memang caci-maki terus
bertubi-tubi dari pengguna jasa KRL, tapi direksi PT KAI teguh pendirian
untuk tetap pada strateginya.
Alasannya sangat
baik: rute jarak jauh adalah sektor yang bisa dipakai untuk memupuk
modal. Hasil rute jarak jauh bisa memperkuat keuangan perusahaan. Ini
terbukti.
Meski jumlah penumpang turun (karena
tidak boleh lagi ada yang berdiri), tapi penghasilan perusahaan naik.
Dengan demikian pelayanan juga bisa lebih baik: semua penumpang mendapat
tempat duduk.
Dengan modal itu maka PT KAI
kini lebih memiliki kekuatan untuk melakukan pembenahan KRL. Kereta api
jarak-jauh sudah tidak terlalu membebani pikiran direksinya. Tahun 2013
konsentrasi direksi bisa lebih fokus ke KRL.
Kalau
yang dibenahi dulu adalah KRL, maka direksi akan memikul dua beban
sekaligus. Pembenahan KRL tidak bisa memperkuat keuangan perusahaan.
Akhirnya
KRL sendiri tetap sulit dan rute jarak jauh juga tidak tertangani. Ini
karena KRL, ditangani sebaik apa pun, tidak akan bisa menghasilkan modal
yang besar bagi pembenahan seluruh rute kereta api Indonesia.
Maka tahun 2013 adalah tahun bagi KRL: stasiun-stasiun dibenahi, emplasemen ditambah, sinyal diperbaiki, kereta ditambah.
BUMN
pangan juga harus bekerja keras di tahun 2013. PT Sang Hyang Seri (SHS)
baru memulai proyek pencetakan sawah baru besar-besaran di Ketapang,
Kalbar. PT Pertani akan berubah total dengan mulai konsentrasi pada
pascapanen.
Gudang-gudang Pertani akan
dilengkapi dengan mesin pengering gabah secara besar-besaran. Dengan
demikian kehadiran PT Pertani benar-benar dirasakan oleh petani dan
kehadirannya memiliki arti yang strategis.
PT
Berdikari, tahun 2013 juga memulai kerja sesungguhnya untuk mengatasi
kekurangan sapi di dalam negeri, baik sapi potong maupun sapi anakan.
Dan
PTPN XII, akan habis-habisan memulai sejarah baru bagi Indonesia:
menanam sorgum dalam jumlah yang belum pernah terjadi dalam sejarah
kita.
Sorgum ini akan ditangani dengan
pendekatan sains modern bersama PT Batantekno. Mulai dari bibitnya
sampai ke soal pascapanennya.
Kini sedang
dirancang penanaman sorgum di Atambua NTT yang mengandalkan sains itu.
Termasuk akan diproduksi “permen sorgum” untuk makanan ternak. “Permen”
ini akan sangat mudah dikirim ke mana-mana untuk mempercepat penggemukan
sapi.
Begitulah. Tahun 2013 adalah tahun kerja
yang akan sangat menantang! Karena itu, seorang direksi BUMN
mengusulkan agar angka 13 tidak perlu dipakai. Kita sebut saja tahun
depan adalah tahun 2012-B!