Ambono dipandang tepat menggerakkan Bakrieland, salah satu perusahaan besar properti Tanah Air dengan aset amat bernilai. Disebut demikian karena aset dalam bentuk tanah masih amat luas. Salah satu proyek Bakrieland yang membuat pesaingnya silau adalah Sentul Nirwana dengan luas 16.000 hektar, atau seperempat luas wilayah DKI Jakarta (64.457,19 hektar)! Kalau Ambono mampu membuat perusahaan raksasa ini bergerak lincah, Bakrieland akan menjadi perusahaan yang sangat dipandang publik.
Tugas lain Ambono adalah bagaimana meluncurkan produk yang tidak saja menjadi fenomenal, tetapi pembawa genre baru di bidang properti, memberi spirit, dan warna baru yang dominan dalam belantara properti nasional.
Berikut petikan wawancara dengan Ambono Janurianto di Jakarta, Jumat (28/12/2012) malam.
Apa yang pertama-tama hendak Anda lakukan pada tahun 2013?
Kami hendak fokus atau konsentrasi sepenuhnya di properti. Sebelumnya, kami juga konsentrasi ke properti, tetapi sebagian konsentrasi itu diberikan pada proyek lain dalam lingkup Bakrieland, di antaranya investasi di jalan tol. Kini, proyek jalan tol dilepas agar kami lebih fokus. Wong tanah kami masih amat luas. Sentul Nirwana, misalnya, mencapai 16.000 hektar. Bandingkan dengan proyek Bumi Serpong Damai (BSD) yang mencapai 6.000 hektar dan sampai sekarang belum selesai dikerjakan, padahal sudah berkembang cepat dalam lebih 20 tahun ini. Mengacu pada proyek di BSD, proyek di Sentul baru bisa selesai (mungkin) dalam beberapa generasi.
Dari banyak proyek properti, kami memusatkan perhatian pada sejumlah proyek strategis. Misalnya, kami hendak memberi sentuhan pada Sentul Nirwana, Bali Nirwana, dan persiapan proyek di Sidoarjo.
Proyek Sidoarjo bakal sangat besar karena kota ini sendiri akan sangat strategis karena menjadi kota satelit Surabaya. Selain tiga proyek ini, Bakrieland masih mempunyai proyek besar Epicentrum di Jalan HR Rasuna Said, Awana Jogjakarta, Bogor Nirwana, dan sebuah area yang bekerja sama dengan Perumnas. Beberapa proyek kecil menyebar di beberapa tempat, di antaranya di Ijen, Malang, dan di Batam.
Intinya, saya hendak menyatakan, tahun depan kami tidak sekadar melakukan konsentrasi pada properti, tetapi memberi sentuhan baru pada pengembangannya, profilnya, rencana induknya, klasifikasinya, dan segmentasi pasarnya.
Kalau jalan tol itu dilepas, apakah bisa dikatakan keputusan masuk di jalan tol dulu keliru?
Tidak sama sekali. Putusan itu tidak keliru sebab investasi jalan tol adalah putusan yang tepat pada era itu. Kini, karena kami ingin konsentrasi di properti, atau sebutlah memusatkan perhatian penuh pada bisnis inti, bisnis jalan tol itu kami lepas.
Kini, proyek Sentul Nirwana, misalnya, kami desain menjadi sebuah kota baru. Pada tahap pertama, kami akan mengembangkan area seluas 250 hektar. Kami desain agar cocok bagi kelas menengah hingga kelas atas. Proyek ini akan jadi cakep banget karena ke depan banyak fasilitas strategis, infrastruktur-infrastruktur kunci akan berada pula di sekitarnya. Jadi, masa depan proyek ini sangat bagus.
Sehubungan dengan pemasaran proyek baru ini tahun 2013, kami sangat optimistis berjalan lancar. Pasar pasti akan menyerap dengan antusias karena kami buat dengan rancangan yang amat menarik. Bukan beriklan, alam di Sentul Nirwana pun bukan main eloknya. Anda menyesal kalau tidak pernah ke sana. Di sana, kami di antaranya akan bangun apartemen sedikit lantai, misalnya lima sampai sepuluh lantai. Menurut riset kecil yang kami lakukan, pasar terkesan menerima produk seperti ini. Sejauh ini, kami selalu menggunakan data lapangan yang faktual.
Adapun proyek di Epicentrum, Rasuna Said, sekarang sisa lebih kurang 10 hektar. Luasan ini hampir sama ukurannya dengan beberapa proyek besar pengembang lain di pusat kota Jakarta. Dengan luas 10 hektar, kami masih akan membangun sejumlah gedung beberapa tahun ini. Model bisnis di kawasan ini hampir sama dengan di Mega Kuningan. Ada jalan yang mengitari gedung-gedung perkantoran, pusat hunian, sentra bisnis, dan pusat belanja tersebut.
Ke dalam perusahaan, apa yang Anda lakukan, misalnya dengan staf?
Saya ajak mereka berbicara untuk menaikkan kinerja. Saya beri tantangan yang riil. Akan tetapi tidak sekadar begitu, saya beri persuasi, saya dorong dan beri mereka kesempatan yang sama besar agar mereka benar-benar berprestasi optimal. Di samping itu, saya sederhanakan visi biar konsentrasi tidak banyak. Saya sederhanakan misi, yang intinya bisa memuaskan para pemangku kepentingan.
Dalam setiap pertemuan, saya ajak para staf untuk ikut menyampaikan pendapatnya, tiap orang mesti ikut berbicara, sehingga keputusan yang diambil hasil dari pikiran yang matang. Kami usahakan selalu berembuk
Bagaimana dengan penanganan SDM?
Saya setuju dengan pandangan bahwa untuk maju jauh ke depan, SDM harus siap. Sama-sama mempunyai visi dan misi yang sama untuk melonjakkan prestasi perusahaan. Sama-sama mempunyai kepentingan untuk berkarya menghasilkan karya monumental. Ini memang mudah diomongkan, tetapi sebetulnya sangat tidak mudah dijalankan. Tetapi, kami berkeras berubah menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Apa kegiatan selain bisnis?
Olahraga, membaca, diskusi. Saya juga suka di rumah. Rumah tempat saya menemukan semua hal yang inspiratif, menyenangkan, dan penuh damai. Bercengkerama dengan keluarga adalah saat-saat yang sangat membahagiakan.
Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
Marcus Suprihadi