MEDAN : Nilai ekspor minyak sawit Sumatera Utara pada
2012 turun 6,58 persen atau menjadi hanya 4,031 miliar dolar AS akibat
dampak krisis global, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut,
Suharmo.
Dia menyebutkan, tahun lalu nilai ekspor golongan barang itu sudah mencapai 4,315 miliar dolar AS.
"Berdasarkan
data, penurunan nilai ekspor lemak dan minyak hewan nabati itu dipicu
dari menurunnya volume dan harga ekspor komoditas itu yang merupakan
dampak krisis global," katanya, Jumat 4 Januari 2013.
Penurunan
nilai ekspor minyak nabati itu langsung berpengaruh kepada penerimaan
devisa Sumut secara total mengingat memang golongan barang tersebut
selama ini tetap menjadi kontribusi utama.
Devisa Sumut pada tahun lalu menurun 12,36 persen dari 2011 atau tinggal 9,553 miliar dolar AS.
"Meski
menurun, tetapi penerimaan dari lemak, minyak hewan/nabati itu tetap
terbesar atau 42,20 persen dari total penerimaan devisa Sumut tahun
2012,"katanya.
Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indoensia (DMSI)
Derom Bangun, menyebutkan, secara nasional, ekspor CPO juga menurun
karena penyebabnya sama yakni permintaan dan harga jual yang melemah
sebagai dampak krisis global.
Derom menyebutkan, akibat tren
melemahnya harga jual, harga rata-rata minyak sawit tahun 2012 hanya
sekitar 900 dolar AS per ton dari perkiraan sebelumnya bisa mencapai
rata-rata 1.100 dolar AS per ton.
"Kalau permintaan dan harga
masih melemah lagi tahun ini, harga rata-rata CPO di 2013 bisa lebih
rendah lagi dari sekitar 900 dolar AS per ton," katanya.(antara)/Eks