Produktivitas biji kakao
nasional menurun itu disebabkan oleh berbagai hal, dan faktor utama
penyebab rendahnya produktivitas itu adalah kualitas tanaman kakao itu
sendiri. "Kualitas tanaman kakao bisa dipengaruhi karena adanya cuaca
yang ekstrem," kata Mahendra dalam seminar yang bertema "Memperkuat
Kebijakan Ekonomi Kakao Nasional" di Jakarta, Rabu (9/5).Menurutnya,
cuaca ekstrem yang dimaksud adalah terlalu banyaknya curah hujan
sehingga mengakibatkan kualitas dari biji kakao itu sendiri menjadi
kurang baik. Selain itu, curah hujan yang tinggi terkadang menjadi awal
penyakit yang menyerang tanaman kakao. "Tapi, ini semua adalah tantangan
bagi industri kakao nasional untuk terus tumbuh dan meningkatkan
kualitas biji kakao," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Perkebunan Tanaman Rempah dan Penyegar Kementerian Pertanian Azwar AB mengungkapkan hal yang sama bahwa cuaca ekstrem telah menjadi penyebab utama turunnya produktivitas kakao. "Saya pikir faktor cuaca ekstrem seperti banyaknya badai itu menyebabkan produktivitas biji kakao kita sangat menurun, meskipun itu terjadi, kita juga melihat bahwa dalam lima tahun belakangan ini ekspor kakao kita meningkat sedikit," kata Azwar.
Ia menjelaskan, akibat dari menurunnya produktivitas biji kakao tersebut, ekspor biji kakao pada tahun 2011 juga terkena imbasnya sehingga ekspor kakao nasional hanya sanggup menembus angka 210 ribu ton. Padahal tahun 2009 ekspor biji kakao mencapai 439 ribu ton.
Ditambahkan, selain faktor cuaca ekstrem, penurunan ekspor tersebut juga disebabkan menurunnya daya beli pasar Eropa, setelah negara-negara Uni Eropa diterjang krisis finansial. "Kebetulan tujuan ekspor kakao nasioanal kan negara-negara Eropa, jadi krisis finansial yang terjadi di negara tersebut juga sangat mempengaruhi menurunnya ekspor ini," jelasnya. (ant)/MB
Pada kesempatan yang sama, Direktur Perkebunan Tanaman Rempah dan Penyegar Kementerian Pertanian Azwar AB mengungkapkan hal yang sama bahwa cuaca ekstrem telah menjadi penyebab utama turunnya produktivitas kakao. "Saya pikir faktor cuaca ekstrem seperti banyaknya badai itu menyebabkan produktivitas biji kakao kita sangat menurun, meskipun itu terjadi, kita juga melihat bahwa dalam lima tahun belakangan ini ekspor kakao kita meningkat sedikit," kata Azwar.
Ia menjelaskan, akibat dari menurunnya produktivitas biji kakao tersebut, ekspor biji kakao pada tahun 2011 juga terkena imbasnya sehingga ekspor kakao nasional hanya sanggup menembus angka 210 ribu ton. Padahal tahun 2009 ekspor biji kakao mencapai 439 ribu ton.
Ditambahkan, selain faktor cuaca ekstrem, penurunan ekspor tersebut juga disebabkan menurunnya daya beli pasar Eropa, setelah negara-negara Uni Eropa diterjang krisis finansial. "Kebetulan tujuan ekspor kakao nasioanal kan negara-negara Eropa, jadi krisis finansial yang terjadi di negara tersebut juga sangat mempengaruhi menurunnya ekspor ini," jelasnya. (ant)/MB