Quote:
dokumentasi "VERSI" elektronik-ku ini bermaksud membiasakan menggunakan " LESS PAPER " ,serta "PENGHORMATAN ATAS KEBEBASAN BERPENDAPAT,BEREKSPRESI,& BERKREASI," utk menyampaikan informasi,dalam "AKTIVITAS HARIAN".. beberapa "ada" yang dikutip dari berbagai sumber yang *inspiratif* jika ada yg kurang berkenan mohon dimaklumi,jika berminat utk pengembangan BloG ini silahkan kirim via email. mrprabpg@gmail.com...Thank's All Of You

running text

Search This Blog

sudah lihat yang ini (klik aja)?

Monday, May 7, 2012

IPB Siap Verifikasi Emisi Karbon Sawit

BOGOR:Institut Pertanian Bogor sebagai institusi pendidikan siap bekerja sama untuk melakukan verifikasi berikut validasi data dengan "Environmental Protection Agency" (EPA) Amerika Serikat dalam persoalan emisi karbon kelapa sawit.

"Kami siap untuk membuktikan secara bersama-sama dengan menggunakan pendekatan ilmiah yang sahih dan dapat dipertanggungjawabkan di lapangan terhadap kesahihan angka-angka yang digunakan oleh EPA dan pihak-pihak yang tidak sependapat," kata Wakil Rektor IPB Bidang Riset dan Kerja Sama Prof Anas M Fauzi di Bogor, Jawa Barat, Minggu 6 Mei 2012.
Ia menjelaskan, pemikiran peneliti IPB dimaksud juga sudah disampaikan kepada kalangan media massa dalam diskusi di Gedung Rektorat IPB, Dramaga, pada Kamis (3/5).

Pada pada 27 Januari 2012, EPA merilis "Notice of Data Availability Environmental Protection Agency" (NODA), yang menyebutkan bahwa kelapa sawit hanya mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 17 persen.

EPA mempersyaratkan pengurangan emisi karbon kelapa sawit minimal 20 persen agar komoditas itu bisa digunakan sebagai bahan baku biofuel di negara tersebut.

Untuk itulah, kata Anas M Fauzi, IPB memberikan tanggapan tentang penggunaan minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel dan minyak diesel yang dapat diperbaharui di bawah program "Renewable Fuel Standard (RFS)" di AS.

Sementara itu, peneliti IPB Prof Budi Indra Setiawan menambahkan, secara umum IPB menyimpulkan berdasarkan hasil penelaahan bahwa sejumlah asumsi dan data yang digunakan oleh EPA mungkin perlu ditinjau kembali.

Beberapa kesimpulan penting tanggapan IPB atas EPA di antaranya, areal lahan yang diperuntukkan untuk perkebunan kelapa sawit adalah 55 persen berasal dari "non-forest", di mana 28 persen yang apabila dirinci lebih dalam, mayoritas berasal dari kawasan hutan yang sudah rusak, dan hanya dalam persentase kecil yang berasal dari "primary forest".

Kemudian, hasil perhitungan emisi CO2 yang dilakukan oleh tim IPB adalah sebesar 50 ton C02/hektare/tahun yang setara dengan reduksi 28 persen emisi.

"Angka ini lebih tinggi dari yang dipersyaratkan EPA sebesar 20 persen emisi," katanya.

Dengan demikian, kata dia, kelapa sawit menjadi bahan yang aman untuk digunakan sebagai bahan biodisel dibandingkan dengan bahan penghasil minyak nabati lainnya dan telah memenuhi RFS.

Karena itu, kata Budi Indra Setiawan, adalah tidak benar bahwa dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia tidak memperhatikan aspek lingkungan.

Dikemukakannya bahwa berdasarkan praktik-praktik pengelolaan di lapangan sudah mengarah kepada pengelolaan berkelanjutan.

"Dan saat ini Indonesia telah memiliki komitmen untuk menerapkan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil)," katanya.

Wakil Rektor IPB Anas M Fauzi menambahkan, hasil penelitian IPB dimaksud telah dikirimkan ke EPA di AS.

"Dan IPB berharap lembaga tersebut mau menjadikannya sebagai acuan karena dilakukan lewat penelitian yang sahih," katanya.(antara)/Eksp

cari apa aja di OLX

Sponsor By :

TEMBAKAU DELI

Hobies

Momentum