Buah kelapa sawit dipasok ke berbagai pabrik pengolahan kelapa
sawit di Bengkulu hingga saat ini didatangkan dari wilayah Sumatra Barat
dan Jambi, kata seorang petani kelapa sawit di Desa Penarik, Kecamatan
Mukomuko Selatan, Subagiyo saat dihubungi di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan, biasanya pabrik memprioritaskan buah kelapa sawit
petani lokal, namun akibat banyaknya pasokan buah sawit dari luar
Bengkulu, mereka kewalahan.
Akibatnya harga buah kelapa sawit pada tingkat petani turun drastis
yaitu menjadi Rp1.300 dari haraga sebelumnya Rp1.600 per kilogram.
"Kami berharap kepada pemilik perusahaan pengolahan buah kelapa
sawit di wilayah itu untuk membatasi pasokan buah sawit dari luar
Bengkulu atau lebih memprioritaskan buah lokal," ujarnya.
Ketua Gabungan Petani Sawit Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu,
Khairul Siregar mengatakan, bisa saja asumsi petani itu benar karena
pasokan buah kelapa sawit dari luar Bengkulu hingga saat ini cukup
banyak.
Hal itu terjadi diperkirakan, harga buah kelapa sawit pada tingkat
pabrik pengolahan di luar Bengkulu lebih rendah, sehingga pedagang
pengumpul menyerbu menjual buah sawit ke Bengkulu yang lebih tinggi.
Ia menjelaskan, untuk harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit
pada tingkat petani menjadi Rp1.300 dari sebelumnya Rp1.400 dan pada
tingkat pabrik turun menjadi Rp1.435 dari sebelumnya Rp1.550 per
kilogram.
Harga sawit pada tingkat pabrik antara lain PT BMK di Mukomuko saat
ini tinggal Rp1.435 dari pekan sebelumnya sebesar Rp1.550 per kilogram.
Sedangkan harga crude palm oil (CPO) pasar lokal masih bertahan
Rp9.200 per kilogram setelah sebelumnya turun dari Rp9.500 perkilogram,
jumlah itu jauh belum seimbang dengan harga tandan buah segar (TBS)
diterima pabrik pengolahan kelapa sawit sebesar Rp1.405 per kilogram.
"Dengan harga crude palm oil (CPO) atau minyak mentah sawit Rp9.200
per kilogram itu idealnya harga tandan buah segar (TBS) petani daerah
ini Rp1.650 per kilogram," katanya.
(es/ES/bd-ant)