Medan. Nilai ekspor karet dan barang dari 
karet Sumatera Utara pada triwulan I 2012 anjlok hingga 38,18% atau 
tinggal US$ 614,235 juta akibat volume dan nilai jual yang turun.
                  "Penurunan devisa dari 
golongan barang itu cukup besar di triwulan I 2012 atau tinggal US$ 
614,235 juta dari periode sama tahun lalu yang sudah mencapai US$ 
993,598 juta," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno, 
di Medan, Jumat (4/5).
Meski nilai ekspor di Maret sudah naik 
dari posisi Februari, tetapi belum juga bisa mendongkrak perolehan 
devisa seperti di triwulan I 2011. Pada Maret devisa dari golongan 
barang itu mencapai US$ 218,666 juta dari US$ 202,436 juta di Februari. 
"Berdasarkan data, penurunan nilai ekspor karet dan barang dari karet 
Sumut itu dipicu penurunan volume dan harga jual," katanya.
Tetapi
 meski turun, kontribusi golongan barang itu masih tetap tinggi pada 
total ekspor Sumut di triwulan I 2012 atau nomor dua terbesar setelah 
lemak dan minyak hewan/nabati.
Sekretaris Eksekutif Gabungan 
Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, mengakui 
adanya penurunan ekspor karet pada tahun ini dimana pada 
Januari-Februari  hanya sebesar 79.838.750 kilogram dari periode sama 
2011 yang sudah 89.860.886 kilogram.
Harga ekspor karet juga 
sempat anjlok dan meski sudah naik lagi tetapi berfluktuasi. Penurunan 
volume maupun harga ekspor karena dampak krisis di Amerika Serikat dan 
Eropa yang masih dirasakan.
Harga jual misalnya sempat hampir 
menyentuh di bawah US$ 3 per kilogram dari harga sebelumnya yang 
mencapai US$ 4-an AS per kilogram. "Meski harga ekspor tahun ini dinilai
 masih bagus tetapi di bawah angka 2011 sehingga mempengaruhi total 
nilai ekspor golongan barang itu di triwulan I," katanya. (ant/elvidaris
 simamora )/MB

 sudah lihat yang ini (klik aja)?
 sudah lihat yang ini (klik aja)? 
 
 
 
