Foto: Prab (doc.pribadi) |
JAKARTA -
Pada perdagangan di bursa ICE Futures yang ditutup Selasa (22/1) harga
kakao berjangka mengalami kenaikan. Menguatnya harga komoditas ini
terjadi seiring dengan pelemahan nilai tukar dolar AS. Harga kakao
berjangka untuk kontrak Juli di ICE Futures New York mengalami
peningkatan sebesar 49 dolar AS (2,2 persen) di posisi 2.273 dolar AS
per ton.Sementara itu harga kakao di NYSE London mengalami
kenaikan sebesar 23 poundsterling (1,51 persen ) di posisi 1551
poundsterling per ton. Volume perdagangan mencapai 15.220 lot jauh lebih
sedikit dibandingkan pada rata-rata perdagangan dalam 30 hari yang
mencatatkan volume sebanyak 23.493 lot dan dalam 250 hari yang mencapai
20.269 lot.
Harga kontrak kakao di Bursa Berjangka Jakarta pada perdagangan kemarin untuk kontrak Juli ditutup Rp 21.350 per kg. Sementara itu untuk kontrak September 2012, harga kakao menjadi Rp 21.460/kg da ri perdagangan sebelumnya di Rp 21.790/kg.
Pada pasar fisik,menurut informasi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, harga kakao di Makasar pada hari Senin diperdagangkan pada Rp 19.186/kg. Harga kakao mengalami penurunan Rp 36/kg atau sekitar 0,18 persen jika dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya di Rp 19.150/kg. Jika dibandingkan pada awal Januari 2012 harga kakao meningkat Rp 2.536/kg atau 15,23 persen dimana pada 2 Januari har ga kakao diperdagangkan pada Rp 16.650/kg.
Sementara itu, ekspor kakao dari Sulawesi mengalami kenaikan 126 persen menjadi 7.912 mt pada bulan lalu jika dibandingkan dengan Maret, demikian data yang di release oleh Asosiasi kakao Indonesia (Askindo). Penjualan pada April tahun lalu mencapai 1.570 ton. Peningkatan pengiriman dari Negara produser ketiga terbesar di dunia untuk bahan coklat ini dapat membantu untuk menghentikan kenaikan harga kakao yang sudah mencapai 5 persen di New York pada tahun ini.
Produksi kakao Indonesia bisa turun lebih dari 11 persen dalam lima tahun ke depan hingga di bawah 400.000 ton. Ini karena petani beralih lahan ke komoditas yang lebih menguntungkan seperti kelapa sawit dan tanaman karet.
Harga kontrak kakao di Bursa Berjangka Jakarta pada perdagangan kemarin untuk kontrak Juli ditutup Rp 21.350 per kg. Sementara itu untuk kontrak September 2012, harga kakao menjadi Rp 21.460/kg da ri perdagangan sebelumnya di Rp 21.790/kg.
Pada pasar fisik,menurut informasi dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, harga kakao di Makasar pada hari Senin diperdagangkan pada Rp 19.186/kg. Harga kakao mengalami penurunan Rp 36/kg atau sekitar 0,18 persen jika dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya di Rp 19.150/kg. Jika dibandingkan pada awal Januari 2012 harga kakao meningkat Rp 2.536/kg atau 15,23 persen dimana pada 2 Januari har ga kakao diperdagangkan pada Rp 16.650/kg.
Sementara itu, ekspor kakao dari Sulawesi mengalami kenaikan 126 persen menjadi 7.912 mt pada bulan lalu jika dibandingkan dengan Maret, demikian data yang di release oleh Asosiasi kakao Indonesia (Askindo). Penjualan pada April tahun lalu mencapai 1.570 ton. Peningkatan pengiriman dari Negara produser ketiga terbesar di dunia untuk bahan coklat ini dapat membantu untuk menghentikan kenaikan harga kakao yang sudah mencapai 5 persen di New York pada tahun ini.
Produksi kakao Indonesia bisa turun lebih dari 11 persen dalam lima tahun ke depan hingga di bawah 400.000 ton. Ini karena petani beralih lahan ke komoditas yang lebih menguntungkan seperti kelapa sawit dan tanaman karet.
Editor : Raden Armand Firdaus
Sumber : Kompas.com